Usainya Pemilu Legislatif jika kita amati sekilas hasil sementara dari KPU, maka saat ini agaknya tergambar adanya blok-blok (kubu) untuk Pemilu 9 Juli nanti. Siapa-siapa Capres-Cawapres dan bagaimana peta politiknya?
Sejauh ini, kita tahu kalau SBY lewat Partai Demokrat yang mengantongi 20% suara lebih, dengan sedikit koalisi, siap mencalonkan kembali dengan segenap rasa percaya diri yang lebih tinggi karena suara yang besar dan melonjak 300%. Bagaimana dengan Parpol lain ? Tentu tidak tinggal diam atau duduk manis, begitu ya?
Nah, di sisi lainnya PDI Perjuangan sudah siap mencalonkan Megawati Soekarnoputri. Belakangan ini kerap terdengar upaya-upayanya mencari dukungan alias menghimpun kekuatan. Tidak lain adalah kesibukannya mendekati parpol lain untuk berkoalisi sebut saja seperti Golkar, PPP, Gerindra, dan Hanura. Ehmm, hitung-hitung keempatnya potential. Katakanlah ada juga parpol kecil sampai parpol menengah yang dapat kita sebut sebagai suatu kubu yang sifatnya alternatif. Yakin atau tidak, logikanya kan jika melalui koalisi beberapa partai kecil dan menengah yang mencapai 25% dapat mencalonkan Capres-Cawapres. Inilah dimaksud dengan Capres-Cawapres Alternatif, mari kita namakan blok ini sebagai blok X. Siapakah mereka-mereka itu ?
Beberapa Capres yang bisa diprediksi dari blok ini, antara lain : Sri Sultan HB X, Rizal Ramli, dan Prabowo Subianto. Wahhh, berarti Pemilu nanti tampaknya akan banyak Capres-Cawapres. Bisa jadi. Jika demikian terjadi, maka Pemilu Presiden akan mungkin berlangsung dalam 2 putaran. Begitu ya? Tentu dengan asumsi tidak ada yang mencapai 50% + 1.
Sekarang mari kita amati Golkar yang sempat dipandang koalisi dengan Demokrat. Mungkinkah Golkar kembali berkoalisi dengan Demokrat lagi ? Sepertinya situasi dan kondisilah yang menentukan, jika ada perkembangan dan analisis dari waktu ke waktu, maka pastilah ada perubahan bukan ? Blok-blok ataupun kubu-kubu tadi bisa berubah. Sebab dalam dunia politik ada istilah tidak ada lawan abadi. Berarti dari blok X tadi bisa berubah menjadi blok lain, misalnya blok Y.
Parpol apa saja selain Golkar yang mungkin akan merapat ke Demokrat ? Kemungkinan besar adalah PKS, PAN, dan PKB. Demokrat tampak yang prospektif saat ini kita amati dalam semua survei Lembaga Survei (LSI, LSN, Cyrus SG, dll). Seakan-akan “merah-kuning-hijau di langit yang biru”. Tetapi, seandainya Golkar jadi berkoalisi dengan PDI P, maka cenderung Gerindra dan Hanura lah yang punya kesempatan besar untuk berkoalisi dengan PDI P. Mengapa ? Karena mengingat Prabowo Subianto dan Wiranto juga adalah kader Golkar pada Pemilu 2004 lalu. PDI P melihat siapa lawan dan kawan.
Belajar dari Pemilu Legislatif lalu, kita tahu begitu banyak kekecewaan yang didengungkan di sana sini. Kinerja KPU dalam Pemilu Legislatif dinilai sebagian besar pengamat dan masyarakat tidak memuaskan. Begitu ya ? Patutkah kita masih berharap dan bersabar ? Yang terpenting sebagai pembelajaran adalah terkait pembaruan data dalam daftar DPT (Daftar Pemilih Tetap). Hal ini perlu diupdate lagi secara teliti agar semakin banyak masyarakat yang mempunyai hak pilih yang tadinya terpaksa golput di Pemilu Legislatif karena tidak terdaftar sebagai DPT untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden.
Life is changing and tomorrow never be the same again. Indonesia yang harus memilih yang terbaik untuk menentukan arah sebuah perubahan dan eksistensi di mata dunia.
Tidak ada lawan abadi, blok-blok Capres-Cawapres akan berubah-ubah sampai Pemilu mendatang. Indonesia tetap harus memilih. Yaitu memilih pemimpin yang memiliki visi dan misi bagi bangsa ini. Visi tanpa misi adalah mimpi. Seorang dengan misi mampu merubah dunia. Demikian ungkapan bijaksana oleh Nelson Mandela. Pilihlah yang seperti itu.
Sejauh ini, kita tahu kalau SBY lewat Partai Demokrat yang mengantongi 20% suara lebih, dengan sedikit koalisi, siap mencalonkan kembali dengan segenap rasa percaya diri yang lebih tinggi karena suara yang besar dan melonjak 300%. Bagaimana dengan Parpol lain ? Tentu tidak tinggal diam atau duduk manis, begitu ya?
Nah, di sisi lainnya PDI Perjuangan sudah siap mencalonkan Megawati Soekarnoputri. Belakangan ini kerap terdengar upaya-upayanya mencari dukungan alias menghimpun kekuatan. Tidak lain adalah kesibukannya mendekati parpol lain untuk berkoalisi sebut saja seperti Golkar, PPP, Gerindra, dan Hanura. Ehmm, hitung-hitung keempatnya potential. Katakanlah ada juga parpol kecil sampai parpol menengah yang dapat kita sebut sebagai suatu kubu yang sifatnya alternatif. Yakin atau tidak, logikanya kan jika melalui koalisi beberapa partai kecil dan menengah yang mencapai 25% dapat mencalonkan Capres-Cawapres. Inilah dimaksud dengan Capres-Cawapres Alternatif, mari kita namakan blok ini sebagai blok X. Siapakah mereka-mereka itu ?
Beberapa Capres yang bisa diprediksi dari blok ini, antara lain : Sri Sultan HB X, Rizal Ramli, dan Prabowo Subianto. Wahhh, berarti Pemilu nanti tampaknya akan banyak Capres-Cawapres. Bisa jadi. Jika demikian terjadi, maka Pemilu Presiden akan mungkin berlangsung dalam 2 putaran. Begitu ya? Tentu dengan asumsi tidak ada yang mencapai 50% + 1.
Sekarang mari kita amati Golkar yang sempat dipandang koalisi dengan Demokrat. Mungkinkah Golkar kembali berkoalisi dengan Demokrat lagi ? Sepertinya situasi dan kondisilah yang menentukan, jika ada perkembangan dan analisis dari waktu ke waktu, maka pastilah ada perubahan bukan ? Blok-blok ataupun kubu-kubu tadi bisa berubah. Sebab dalam dunia politik ada istilah tidak ada lawan abadi. Berarti dari blok X tadi bisa berubah menjadi blok lain, misalnya blok Y.
Parpol apa saja selain Golkar yang mungkin akan merapat ke Demokrat ? Kemungkinan besar adalah PKS, PAN, dan PKB. Demokrat tampak yang prospektif saat ini kita amati dalam semua survei Lembaga Survei (LSI, LSN, Cyrus SG, dll). Seakan-akan “merah-kuning-hijau di langit yang biru”. Tetapi, seandainya Golkar jadi berkoalisi dengan PDI P, maka cenderung Gerindra dan Hanura lah yang punya kesempatan besar untuk berkoalisi dengan PDI P. Mengapa ? Karena mengingat Prabowo Subianto dan Wiranto juga adalah kader Golkar pada Pemilu 2004 lalu. PDI P melihat siapa lawan dan kawan.
Belajar dari Pemilu Legislatif lalu, kita tahu begitu banyak kekecewaan yang didengungkan di sana sini. Kinerja KPU dalam Pemilu Legislatif dinilai sebagian besar pengamat dan masyarakat tidak memuaskan. Begitu ya ? Patutkah kita masih berharap dan bersabar ? Yang terpenting sebagai pembelajaran adalah terkait pembaruan data dalam daftar DPT (Daftar Pemilih Tetap). Hal ini perlu diupdate lagi secara teliti agar semakin banyak masyarakat yang mempunyai hak pilih yang tadinya terpaksa golput di Pemilu Legislatif karena tidak terdaftar sebagai DPT untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden.
Life is changing and tomorrow never be the same again. Indonesia yang harus memilih yang terbaik untuk menentukan arah sebuah perubahan dan eksistensi di mata dunia.
Tidak ada lawan abadi, blok-blok Capres-Cawapres akan berubah-ubah sampai Pemilu mendatang. Indonesia tetap harus memilih. Yaitu memilih pemimpin yang memiliki visi dan misi bagi bangsa ini. Visi tanpa misi adalah mimpi. Seorang dengan misi mampu merubah dunia. Demikian ungkapan bijaksana oleh Nelson Mandela. Pilihlah yang seperti itu.