"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan" (2 korintus 9:8).
Tak pelak seringkali terbersit di dalam pikiran kita adalah khayalan-khayalan tentang kekurangan dalam diri kita. Dalam banyak hal, termasuk keuangan maupun income. Bahkan setiap saat mungkin selalu merasa tidak cukup, selalu kurang. Wajar memang tetapi jangan sampai berlebihan atau terbelenggu oleh pikiran ini. Lalu, kapan kita dapat merasakan berkecukupan?
Nah, sejatinya manusia yang juga sebagai makhluk spiritual yang menjalani pengalaman-pengalaman manusiawi sangat memerlukan terobosan rohani. Kita perlu merasakan firman Tuhan dan meyakini diri kita bahwa kenikmatan ini mampu menghancurkan segala khayalan yang berlebihan tentang kekurangan dalam diri kita. Artinya, kita perlu menggantikannya dengan pandangan mengenai kecukupan Tuhan. Melepaskan kekuatiran yang berlebihan akan jauh lebih baik dilakukan dengan mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Bagaimana caranya? Dengan meluangkan waktu untuk mengarahkan pikiran dan perasaan terhadap pribadi yang lebih mengenal hati kita. Allah memiliki janji-janji yang telah disediakan-Nya bagi kita. Dia adalah sumber kekuatan sedangkan iblis adalah sumber kelemahan. Coba renungkan, cerita kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa, yaitu Adam dan Hawa. Kuasa iblis menggerakkan hati mereka untuk jauh lebih dalam mengetahui kekurangannya untuk memiliki kepuasan yang lebih lagi. Bahkan kepuasan yang tidak tertandingi. Akibatnya? Karena, Tuhan jauh lebih tahu kepuasan atau kecukupan apa yang pantas bagi manusia. Maka Dia lah yang menentukan semuanya, baik reward and punishment.
Refleksi (2 Korintus 8:1-14)
Mulailah melihat diri Anda menjadi seorang pribadi yang berkecukupan bukan hanya seorang yang berkekurangan. Ada kekuatan luar biasa dalam pribadi manusia untuk mencapai kecukupan! Imajinasi. Ya, itulah tepatnya yang juga adalah anugerah Allah, Sang Pencipta. Mengapa Tuhan memberikannya kepada manusia? Sebab, jika digabungkan dengan firman Allah, maka daya imajinasi manusia akan menjadi luar biasa. Namun sebaliknya tanpa firman, imajinasi manusia akan menjadi duniawi dan membelenggu diri kita. Perlu kita sadari juga bahwa kemampuan atau kepintaran kita tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan Tuhan. Analogi perbandingannya adalah luas atau volume seluruh samudera (lautan) berasosiasi dengan kekuatan dan kepintaran Allah sedangkan yang dimiliki manusia hanyalah segenggam air. Yang segenggam air itu sajalah kekuatan dan kepintaran umat manusia. Alangkah jauh berbeda bukan?
Imajinasi mampu mengarahkan kita terhadap pembaharuan. Mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk bertahan hidup, hingga akhirnya senantiasa merasakan kecukupan asalkan tetap tinggal dalam Tuhan. Yang pasti ada sumber spirit yang lebih dan bakal ada kepastian jika imajinasi kita digerakkan oleh firman Tuhan. Hal ini sama artinya kita mengandalkan Tuhan, tetapi tidak terlepas dengan jerih payah kita juga. Perlu berpikir dan bertindak! Tuhan menguji iman kita. Dia punya design kehidupan bagi tiap pribadi manusia dan Dia senantiasa bekerja untuk design itu, bahkan di saat kita sedang tertidur sekalipun. Tuhan mengharapkan pembaharuan dengan mengikutsertakan daya imajinasi kita. Tentunya imajinasi akan masa depan yang lebih cerah, lebih mulia, dan pastinya lebih kudus. Dan inilah kebanggan Dia untuk anak-anakNya atau ciptaan-Nya. Giatkanlah Daya Imajinasi!Jangan sampai mati karena hidup bukan untuk tertidur selalu.
Just live ur life that you have imagined. Amin.
0 comments:
Use these emoticons on your comment. :)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment