Anda dapat menangkap lebih banyak lalat dengan memakai madu ataukah dengan cuka ?
Analogi tersebut layak juga berlaku dengan manusia. Tiap orang berbeda-beda untuk melakukan pendekatan dengan orang lain. Ada yang gampang membuat orang lain dapat mendekat dan bercakap-cakap dengannya. Pasti ada ketertarikan yang mungkin barangkali suasana mencair dengan orang tersebut atau juga karena pembawaan tepatnya karakter. Orang seperti ini pasti attractive, punya gaya tarik seperti magnet. Kebanyakan orang seperti ini punya karakter sanguin.
Ada juga tipe orang yang sulit untuk mendekati dan didekati orang lain. Serasa ada gaya tolak atau repelling. Kecenderungan orang seperti ini kadang membuat suasana menjadi beku bahkan kaku. Bedanya jika saat didekati dan diajak ngobrol, pasti kita sering bingung untuk memulai. Atmosfir orang ini beda. Kebanyakan orang seperti ini punya karakter melankolis.
Coba kita teliti dulu kata ini : approachability atau kemampuan untuk dapat didekati. Mendekat artinya berjalan untuk menjadi lebih dekat dan dapat didekati. Jadi, kita dapat mengartikan kemampuan untuk dapat didekati sebagai kemampuan dari orang-orang tertentu untuk membuat orang lain dapat mendekat dan dapat bercakap-cakap dengan mereka, bisa dikatakan sebagai bakat untuk bercampur dengan orang-orang lain pada tingkat manusiawi. Dalam konteks kepemimpinan ini sangat perlu diterapkan. Yaitu bagaimana seorang pemimpin secara efektif mau dan mampu bercakap-cakap dengan bawahannya, dan bawahannya juga mau bercakap-cakap dengannya. Hematnya, seorang pemimpin harus bisa didekati dan mendekati orang lain secara dua arah. Kemampuan seperti ini juga dapat merujuk kepada perasaan, yaitu rasa percaya diri yang kuat. Tentunya ini sangat dibutuhkan.
Ada kasus yang sangat khusus dalam wacana ini. Yaitu pendekatan untuk menemukan cinta. Tidak main-main, ini adalah masalah pendekatan dari hati ke hati. So, what is the key ? Bagaimana ada sinyal yang dapat menjadi kunci hatinya ? Bahasa, ya bahasa hati tepatnya. Di sini kita tidak berbicara tentang ragam bahasa di dunia. Bahasa hati tidak bisa bohong. Seseorang yang sedang melakukan pendekatan secara attractive pasti akan selalu berupaya berbahasa yang manis-manis di depan orang yang dicintainya. Otomatis ini adalah pancaran hatinya. Layaknya menangkap lalat dengan madu. Tidak salah ini dilakukan kalau bahasa hatinya benar berkata demikian. Sebab kalau dengan bahasa yang kasar, tidak sopan, tidak konsisten maka ini sama saja diibaratkan dengan menangkap lalat dengan cuka. Asosiasinya racun. Tentu saja si doi nya akan menjauh dan meragukan kata hati orang itu. Otomatis ke dua hati orang itu sulit menyatu.
Hmmm, tapi ada juga banyak orang yang terlalu fokus untuk menemukan cinta dengan melakukan pendekatan. Ada yang juga hyper-attractive tapi tidak menemukan cintanya. Padahal ya cinta itu bisa saja ditemukan justru pada saat kita membiarkan diri kita untuk dicintai. Tidak perlu terlalu attractive. Bagaimana dengan orang yang susah untuk melakukan pendekatan dan didekati ? Is it really a worse luck ? Susah ditebak juga ya bagaimana cara orang ini dapat menemukan cintanya. Bisakah dewi cinta berpihak pada orang ini? Untuk menemukan cintanya maka minimal orang ini harus mau untuk didekati. Dan asalkan dia tidak sedang memandang background, derajat hidup, dan penampilan atau sorotan genetika orang lain. Anggaplah kalau orang ini masih saja sensitif pada derajat, memandang penampilan, dan kondisi hidup orang lain maka sebenarnya orang tersebut tidak siap untuk menemukan cintanya. Orang yang sedang membuka hatinya untuk dapat dicintai dengan tulus bukan berarti orang yang berlaku pasif untuk mencari cintanya. Orang ini mengijinkan perhatian datang dan masuk dalam dirinya, mau dihargai, menerima apa adanya, bersedia dilakukan secara special, dan disayangi setelah itu cinta akan menerobos masuk dalam hatinya. Be loved.
0 comments:
Use these emoticons on your comment. :)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment