Pengolahan Data Seismik 2 D Menggunakan ProMAX "Area Cekungan Gorontalo"

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam menghadapi permasalahan mengenai recovery cadangan hidrokarbon dunia, suatu metode diluncurkan oleh para ahli geofisika. Metode tersebut dinamakan metode seismik. Metode tersebut untuk saat ini merupakan metode geofisika yang paling sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon di dunia. Sedangkan beberapa metode lain sedang dicoba dikembangkan untuk melaksanakan eksplorasi hidrokarbon yang efisien dan efektif.

Metode seismik adalah suatu metode dalam geofisika yang digunakan untuk mempelajari struktur dan strata bawah permukaan bumi. Metode ini memanfaatkan perambatan, pembiasan, pemantulan gelombang gempa. Dengan menggunakan metode ini akan memudahkan pekerjaan eksplorasi hidrokarbon karena dengan metode seismik dapat diselidiki batuan yang diperkirakan mengandung hidrokarbon atau tidak. Tentu saja metode ini pun harus didukung oleh adanya data – data geologi yang lengkap.

Secara umum dalam suatu langkah eksplorasi hidrokarbon, urutan penggunaan metode seismik adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan data seismik ( Seismic Data Acquisition )
2. Pengolahan data seismic ( Seismic Data Processing )
3. Interpretasi data Seismik ( Seismic Data Interpretation )

Untuk Kerja Praktik kali ini, penulis menggunakan langkah kedua dalam metode seismik, yaitu pengolahan data seismik (Seismic Data Processing). Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai apabila rasio antara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup tinggi. Karena proses pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam melakukan interpretasi, maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan akurat. Kesalahan sedikit dalam processing akan menyebabkan seorang interpreter menginterpretasikan yang salah juga.

Software yang digunakan pun semakin canggih, ProMAX adalah software yang paling umum digunakan dalam pengolahan awal data seismik baik seismik 2D, 3D, ataupun 4D. ProMAX sendiri juga mengalami evolusi menjadi software yang lebih canggih lagi. Seri ProMAX yang pernah ada yaitu ProMAX version 7.2, ProMAX version 7.2, dan edisi ProMAX yang paling baru digunakan adalah ProMAX version 2003. Dengan adanya software ProMAX version 2003 ini akan lebih memudahkan dan meningkatkan kualitas pengolahan data seismik.

Maksud dan Tujuan

Kerja Praktek ini dimaksudkan untuk melengkapi mata kuliah Kerja Praktek pada program studi Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB. Selain itu penulis juga ingin mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah didapat di perkuliahan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (PPPGL). Sehingga selain menmbah wawasan dalam pengolahan data seismik, penulis juga dapat melatih skill dalam menggunakan ProMAX.
Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Mengetahui dan mengerti tahapan-tahapan dalam pengolahan data seismik 2D.
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data seismik dari rawdata menjadi sebuah penampang stack migrasi.
3. Memiliki pengetahuan dasar sistem operasi UNIX
4. Memiliki kemampuan untuk menjalankan perangkat lunak ProMAX 2D, sehingga dapat mengetahui main flow dan parameter – parameter yang berpengaruh dalam processing data seismik yang pada akhirnya diharapkan mahasiswa mampu untuk melakukan quality control (kendali mutu) terhadap data seismik yang sedang diproses.


PENGOLAHAN DATA SEISMIK

Urutan Pengolahan data seismic dapat berbeda – beda tergantung dari perangkat lunak yang digunakan. Namun secara garis besar urutan pengerjaan pengolahan data adalah sama. Secara umum tahap pengolahan data seismik adalah sebagai berikut :




PREPOCESSING

Sebelum kita melakukan pengolahan data, data lapangan harus kita proses awal dahulu. Pada dasarnya proses pengolahan awal (preprocessing) ini bertujuan untuk menyiapkan data yang bagus untuk proses pengolahan data yang belum distack.
Pada perangkat lunak ProMAX version 2003, sistem yang digunakan adalah UNIX. Oleh karena itu dalam mempelajarinya, layaknya perlu sedikit adanya pengenalan terhadap sistem ini.

1. Data Lapangan

Data seismik dalam bentuk digital direkam dalam pita magnetik dengan standar format tertentu. Standar format ini dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics). Magnetic tape yang digunakan biasanya adalah 9 stack tape dengan format : SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-Y.

Data seismik direkam dalam bentuk multiplex. Dalam bentuk ini susunan kolom matriks menyatakan urutan data dari masing – masing stasion penerima. Sedangkan barisnya menyatakan urutan data dari perekaman seismik. Untuk itu yang harus pertama kali dilakukan adalah demultiplexing data, yaitu mengurutkan kembali data seismik untuk masing-masing stasion penerima sehingga berupa trace seismik.

Secara matematis demultiplex dapat dilihat sebagai transpose matriks yang sangat besar sehingga kolom matriks transpose tadi terbaca sebagai rekaman trace seismik pada offset yang berbeda untuk setiap common shot point.

Pada pengolahan data seismik 2D yang dilakukan penulis kali ini data yang digunakan sudah diformat sedemikian rupa sehingga tidak perlu lagi dilakukan formating. Data yang diolah oleh penulis adalah dalam format SEG-Y.

Data lapangan yang dikerjakan dalam laporan ini memiliki konfigurasi sebagai berikut :
• Tipe spread : Single off end • Kedalaman airgun : 3 m
• Panjang streamer : 700 m • Kedalaman streamer : 10 m
• Streamer : 28 hydrophone • Sail line azimuth : 90°
• Sumber (source) : airgun • Jumlah tembakan : 3741
• Receiver : hydrophone • Interval tembakan : 25 m
• Multichannel : 28 kanal • Interval channel : 25 m



2. Instrument Dephase

Fungsi Instrument Dephase adalah untuk mengoreksi phase data trace terekam untuk menghilangkan noise yang diakibatkan oleh alat perekam atau geophone sewaktu merekam sinyal dari dalam bumi.
Pada pengolahan data seismik marine 2D yang dilakukan oleh penulis, data yang digunakan sudah dilakukan Instrument Dephase.

3. Geometry

Tahapan ini dimaksudkan untuk mendefinisikan geometri dari data yang telah di-loading agar sesuai dengan geometri penembakan pada akusisi data di lapangan.
Informasi operasional geometri dan spesifikasi konfigurasi dari sampel data Kerja Praktek ialah sebagaiberikut.

• Tipe spread : Single off end • Kedalaman airgun : 3 m
• Panjang streamer : 700 m • Kedalaman streamer : 10 m
• Streamer : 28 hydrophone • Near offset : 30 m
• Sumber (source) : airgun • Sail line azimuth : 90°
• Penerima (receiver) : hydrophone • Jumlah tembakan : 3741
• Seismik multichannel : 28 kanal • Interval tembakan : 25 m
• Nomor receiver pertama : 1 • Interval channel : 25 m
• Nomor receiver terakhir : 28

Flow Geometry :



Gambar Dataset “GEOM” FFID 1771.


4. Editing Sinyal

Selama proses akuisisi dilakukan seringkali hasil rekaman terganggu oleh beberapa sebab, seperti pembalikan polaritas, trace mati, berbagai jenis noise (Ground roll, koheren dan random noise) yang jika tidak dihilangkan terlebih dahulu akan sangat mengganggu dalam proses pengolahan data. Noise yang diakibatkan oleh Instrument dan geophone telah direduksi sebelumnya pada Instrument Dephase.

Dalam pengolahan data seismik ini penulis menggunakan 2 subflow utama dalam flow Editing ini yaitu :
• Trace Muting
Trace Nuting adalah pengeditan yang dilakukan dengan cara membuang/memotong bagian-bgian trace pada zona tertentu.
Ada tiga jenis mute yang biasa dilakukan yaitu : Top, Bottom dan Surgical Mute. Data lapangan terdiri dari beberapa jenis gelombang. Gelombang yang tidak dilibatkan dalam pengolahan data seismik refleksi akan dibuang. Even – even yang pertama direkam adalah Direct Wave yang dapat kita hilangkan dengan melakukan mute, yang dalam pengolahan data seismic 2D kali ini penulis lakukan. Untuk itu sebelumnya dilakukan pick terhadap tiap trace.

• Trace Kill/Reverse
Trace dengan data yang jelek sekali atau trace yang mati akan sangat sulit sekali untuk dikoreksi, karena itu akan kita buang (seluruh data dalam trace tersebut dibuat berharga nol).
Pada modul ProMAX, proses editing sinyal dilakukan berdasarkan hasil identifikasi trace pada keseluruhan data seismik dengan langkah-langkah sebagaiberikut.
“Display dataset (disortir dalam format FFID)  Picking > Kill Traces / Pick Top Mute  Buat/Pilih nama file, yaitu ‘KILL_trace’ untuk killing dan ‘TOP_MUTE’ untuk muting > OK  lakukan picking seluruh FFID  File > Save > File > Exit/Continue Flow”.

Untuk mengaplikasikan killing trace digunakan subflow Trace Killing/Reverse sedangkan untuk mengaplikasikan muting trace digunakan subflow Trace Muting. Flow dan spesifikasi parameter subflow yang digunakan dalam proses editing sinyal ialah sebagaiberikut.

Flow Editing :



Gambar Data seismik FFID 1771 sampai FFID 1775 setelah signal processing.


5. Dekonvolusi

Dekonvolusi adalah suatu proses untuk menghilangkan wavelet seismik sehingga yang tersisa hanya estimasi dari reflektifitas lapisan bumi.

Skema proses konvolusi dan dekonvolusi :


Dekonvolusi bertujuan untuk :
- Menghilangkan ringing
- Meningkatkan resolusi vertical
- Memperbaiki penampilan dari stacked section sehingga menjadi lebih mudah untuk diinterpretasi
- Seismic section menjadi lebih mirip dengan model geologi
- Menghilangkan multipel

Metoda-metoda Dekonvolusi

Secara garis besar metoda dekonvolusi dapat dibagi menjadi dua, yaitu deterministik dan statistik. Dekonvolusi deterministik adalah dekonvolusi menggunakan operator filter yang sudah diketahui atau didisain untuk menampilkan suatu bentuk tertentu. Contoh dekonvolusi deterministik adalah spiking deconvolution. Sementara jika disain filter tidak kita ketahui, kita dapat memperolehnya secara statistik dari data itu sendiri. Metoda ini disebut dekonvolusi statistik. Contoh dekonvolusi statistik adalah dekonvolusi prediktif.

Dekonvolusi Prediktif

Dekonvolusi prediktif dilakukan dengan cara mencari bagian-bagian yang bisa diprediksi dari trace seismik untuk kemudian dihilangkan. Dekonvolusi prediktif biasanya dipergunakan untuk
1. Prediksi dan eliminasi event-event yang berulang secara periodik seperti multipel perioda panjang maupun pendek.
2. Prediksi dan eliminasi ‘ekor’ wavelet yang panjang dan kompleks.

Dalam Kerja Praktek ini, metode dekonvolusi yang digunakan ialah metode dekonvolusi prediktif. Untuk mengaplikasikan proses dekonvolusi, perintah yang digunakan pada modul ProMAX ialah Spiking/Predictive Deconvolution. Namun sebelumnya perlu dilakukan tes parameter decon terlebih dahulu untuk mengetahui harga operator decon terbaik. Adapun flow dan spesifikasi parameter subflow proses dekonvolusi ialah sebagaiberikut.

Flow Deconvolution :




PROCESSING

1. Analisa Kecepatan

Kecepatan gelombang seismik dalam formasi bawah permukaan adalah salah satu informasi penting yang akan digunakan untuk konversi data seismik dari domain waktu ke kedalaman. Sumber data kecepatan yang paling akurat didapat dari pengukuran check-shot sumur tetapi metoda tersebut hanya dapat dilakukan pada area yang sangat dekat dengan lokasi sumur, pada kenyataannya interpretasi dilakukan pada area-area yang jauh dari lokasi sumur. Masalah lainnya adalah adanya struktur geologi yang kompleks sehingga menimbulkan variasi kecepatan terhadap kedalaman. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan masalah dalam penentuan posisi struktur dan masalah pada waktu dilakukan proses migrasi. Oleh karena itu analisa kecepatan adalah suatu proses yang sangat penting dalam tahapan pemrosesan data seismik.

Dalam Kerja Praktek ini, metode analisis kecepatan yang digunakan ialah metode mengukur-kesamaan atau metode semblance. Metode ini menampilkan spektrum kecepatan dan CDP gather secara bersamaan. Pada modul ProMAX, skema dasar tahapan analisis kecepatan ialah seperti pada gambar berikut.



Pada gambar di atas, subflow Supergather Formation digunakan untuk membentuk suatu formasi paket CDP (CDP’s supergather) dengan input dataset yang telah didekonvolusi. Proses ini akan mengumpulkan CDP-CDP dengan trace header SG_CDP. Kemudian disiapkan data sebagai input untuk analisis kecepatan dengan menggunakan subflow Velocity Analysis Precompute. Dataset yang dihasilkan dengan nama “precompute_dataset” digunakan sebagai parameter input dalam subflow Disk Data Input. Didalam subflow ini juga dilakukan modifikasi trace header sesuai dengan definisi atribut supergather sebelumnya, yaitu pada menu Select Primary Trace Header Entry diisi dengan “SG_CDP”. Subflow yang terakhir ialah Velocity Analysis. Tabel kecepatan didefenisikan untuk menyimpan hasil picking kecepatan, yakni dengan nama ‘_Velan_’.

Flow Velocity Analysis :



2. Stacking

Stacking trace merupakan tahapan pengolahan data seismik dimana seluruh data trace seismik dikoreksi NMO kemudian di-stack (stacking).
Dalam proses stacking trace kecepatan yang digunakan ialah kecepatan stack. Kecepatan stacking dapat diperoleh dari hasil analisis kecepatan sebelumnya dengan melihat amplitudo stack yang paling optimum. Kecepatan ini seringkali disebut juga kecepatan NMO saja. Untuk jarak offset yang kecil, kecepatan stacking sama dengan kecepatan RMS.

Flow Stacking Trace :



Hasil akhir stacking trace ialah sebuah penampang seismik yang belum termigrasi atau dikenal dengan nama stacked section. Penampang ini ditampilkan dalam format wiggle trace, yakni format default display yang disediakan oleh ProMAX.

Gambar Penampang Seismik Hasil Stack (Stacked Section).


3. Migrasi

Migrasi adalah proses yang dilakukan untuk memindahkan data seismik ke posisi yang benar secara horisontal maupun vertikal. Ketidaktepatan posisi reflektor ini disebabkan oleh efek difraksi yang terjadi ketika gelombang seismik mengenai ujung/puncak dari suatu diskontinuitas akibat adanya struktur geologi, seperti lipatan atau sesar. Migrasi dilakukan dengan cara menggeser reflektor ke arah up-dip sepanjang garis kurva hiperbolik di mana bentuk dari hiperbola tersebut bergantung pada kecepatan medium tempat gelombang seismik tersebut merambat.

Dalam Kerja Praktek ini, proses migrasi yang dilakukan (secara keseluruhan) adalah post stack time migration (PSTM), yaitu migrasi dilakukan pada setiap event yang sudah dikoreksi NMO dan di-stack, serta di dalam domain time.

Metode migrasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode F-K (frekuensi-bilangan gelombang). Pada modul ProMAX, subflow yang digunakan ialah Memory Stold F-K Migration. Dalam subflow ini digunakan tabel hasil picking analisis kecepatan sebelumnya. Output dataset hasil migrasi kemudian ditampilkan, yaitu berupa penampang seismik 2D yang dikenal dengan nama migrated section.

Flow Migration :



Gambar Penampang Seismik Hasil Migrasi (Migrated Section).


Gambar Penampang Seismik Stacked Section.


Gambar Penampang Seismik Setelah Migrasi F-K.



KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari proses pengolahan data sismik 2D menggunakan software ProMAX dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pengolahan data seismik yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran struktur geologi bawah permukaan yang mendekati keadaan sebenarnya dengan cara meningkatkan signal to noise ratio.
2. Hasil pengolahan data seismik sangat bergantung pada parameter – parameter dan metode-metode yang digunakan, sehingga untuk menghasilkan data dengan kualitas baik harus didukung oleh informasi geologi dan pengalaman dan kemampuan dari pemakaian software sangat mempengaruhi hasil yang didapat.
3. Pada software ProMAX terdapat berbagai metode yang memiliki kelebihan masing-masing dalam menentukan solusi untuk suatu data. Bila metode yang digunakan sesuai dengan karakteristik data, maka hasil yang didapat akan maksimal.
4. Kualitas dari data yang duhasilkan dipengaruhi juga oleh fakto human error. Misalnya dalam picking velocity pada analisis kecepatan.


2. Saran

Untuk mendapatkan hasil pengolahan data yang mencerminkan kondisi geologi yang sebenarnya, maka ada beberapa hal yang harus kita perhatikan :
1. Sesuaikan metode yang akan kita gunakan dengan karakteristik data, dengan melakukan tes terlebih dahulu,
2. Penting untuk memahami prinsip dari semua alur pengolahan yang kita kerjakan sehingga tidak hanya mengerti secara operasional sata tetapi juga dapat mengerti artinya,
3. Lakukan enhacement pada data, karena enhacement akan meningkatkan kualitas data dengan menghilangkan random noise yang tersisa sehingga hasil yang didapat lebih baik.

All Rights Reserved by Henry Mulana Nainggolan

Pengolahan Data Seismik 2 D Menggunakan ProMAX "Area Cekungan Gorontalo"
Juni 2008

Disusun sebagai Syarat Kurikuler Mata Kuliah Kerja Lapangan (GF-40K1)
Program Studi Geofisika, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan,
Institut Teknologi Bandung

Oleh :

Henry Mulana Nainggolan(1240417)


DAFTAR PUSTAKA

- Azman. (2004). “Field Data Processing & QC”, makalah pada 2D Seismic, Kepuh Area, West Java. Elnusa Geosains.
- Jusri,T.A. (2005). Panduan Pengolahan Data Seismik Menggunakan ProMAX. Laboratorium Seismik Program Studi Geofisika ITB.
- Landmark. (1998). ProMAX Essentials User Training Manual. Houston: Landmark Graphics Corporation.
- Munadi, S. (2003). “Pengolahan Data Seismik, Status & Permasalahannya”, makalah pada Prosiding Semiloka Teknologi Simulasi dan Komputasi serta Aplikasi 2003. Jakarta: Pusat Pengkajian & Penerapan Teknologi Informasi dan Elektronika.
- Prihadi S. (2004). Interpretasi Seismik Geologi. Diktat Kuliah pada FITB ITB.
- Priyono, A. (2005). Metoda Seismik I. Diktat Kuliah pada Program Studi Geofisika FIKTM ITB.
- Priyono, A., dkk.. (2005). Metoda Seismik I. Modul Praktikum pada Program Studi Geofisika FIKTM ITB.
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. (2005). Laporan Penelitian Cekungan Geologi Perairan Gorontalo Sulawesi. Bandung: Puslitbang Geologi Kelautan.
- Sutarno, D. (tanpa tahun). Pengolahan Data Fisika Bumi. (FI-652). Catatan Kuliah pada Departemen Fisika FMIPA ITB.
- Yilmaz, O. (1987). Seismic Data Processing. Tulsa: Society of Exploration Geophysicist.


Hirarki Gempa Bumi Sumatera Barat dan Jawa Barat

GEMPA BUMI 7.6 SKALA RICHTER DI SUMATERA BARAT

Berdasarkan data USGS, dinyatakan bahwa gempa ini terjadi pada tanggal 30 September 2009 jam 17:16:09. Pusat gempa ini berada di arah 57 kilometer barat daya Pariaman, Padang -Sumatera Barat dengan kedalaman (hiposenter) 80 km. Mengapa tidak terjadi Tsunami ? Kalau diamati berdasarkan jarak lokasinya dari kota Padang, menunjukkan bahwa meskipun gempa ini terjadi di bawah lautan tetapi tidak terlalu jauh dari daratan. Dan karena gempa tersebut tergolong gempa dalam (lebih dalam dari 40 km) maka gempa bumi ini tidak menimbulkan Tsunami. Tidak seperti terjadinya gempa yang membengkitkan tsunami di Aceh tahun 2004 lalu.

Bagaimana proses terjadinya gempa bumi ini ? Proses terjadinya gempa bumi ini dipicu oleh pergerakan lempeng tektonik yang saling bertumbukan, yaitu antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia dengan kecepatan 60 mm/tahun. Tumbukan kedua lempeng ini menimbulkan zona subduksi (penunjaman) di bagian barat Pulau Sumatera, tepatnya di dasar bawah laut. Akibat dari stress (tekanan) dari tumbukan kedua lempeng ini juga, maka terbentuklah sesar-sesar (patahan) di dekat permukaan. Seperti sesar Sumatera yang merupakan salah satu sesar (patahan) yang merupakan paling panjang di di dunia. Di Sumatera Barat terdapat Sesar Semangko yang paling terkenal, dan juga patahan-patahan (sesar) kecil.


Karena permukaan lempeng-lempeng yang kasar (rigid) itu saling bergesekan dan terjadi gaya tekan (stress) pada batuan di kedalaman sekitar 80 km, maka kondisinya menjadi terjepit dan terkunci. Di sinilah terjadi penimbunan energi yang semakin berakumulasi (bertambah besar) sampai dengan jangka waktu tertentu lamanya. Ketika himpunan energi di dalam suatu material batuan ini melewati daya tahannya (batas maksimum), maka batuan tersebut setelah melengkung akhirnya menjadi patah dan melepaskan energi-energi yang dibawa oleh gelombang-gelombang gempa.



Gelombang-gelombang ini bergerak dari sumbernya pada kedalaman sekitar 80 km dan menjalar melalui media padat seperti batuan padakerak bumi dan juga melalui media cair seperti air laut. Dengan waktu dan kecepatan tertentu akhirnya gelombang-gelombang ini sampai pada permukaan bumi yang menimbulkan getaran-getaran (dapat dirasakan). Efeknya terasa luas hingga ke Pekanbaru, Batam, Bengkulu, Sibolga, Medan, Aceh, Jakarta, bahkan sampai ke negara tetangga Singapura dan Malaysia. Besar kecilnya efek goncangan (shaking) penyebab getaran gempa tersebut bergantung pada magnitudo, kedalaman, jarak, kondisi geologi, percepatan gerakan tanah, dan struktur bangunan. Faktor-faktor inilah yang menjadi penentu seberapa besar tingkat kerusakan akibat gempa bumi. Oleh karena itulah dampak terparah dirasakan di daerah Pariaman, Sumatera Barat.


BAGAIMANA DENGAN KEGEMPAAN JAWA BARAT ?

Mengapa wilayah Jawa Barat termasuk rawan terjadi gempa bumi ? Di sebelah selatan Pulau Jawa terdapat zona subduksi (penunjaman), yaitu pertemuan antara lempeng Eurasia yang berada di sebelah utara dengan lempeng Indo-Australia yang berada di sebelah selatan. Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang berada di sekitar zona subduksi tersebut. Selain itu, wilayah Jawa Barat juga terdapat zona patahan (sesar geser) di bawah permukaannya. Hal ini berarti wilayah Jawa Barat merupakan wilayah yang cukup kompleks karena terdapat zona subduksi (interplate) dan zona sesar geser (intraplate) yang menjadi cikal bakal terjadinya gempa bumi. Namun selama ini dapat diketahui bahwa gempa bumi yang sering terjadi berasal dari zona sesar geser (intraplate) antara lain sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis.
- Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua, membentang mulai dari Teluk Pelabuhanratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, Gunung Tanggubanprahu-Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang.
- Sesar Baribis yang letaknya di bagian utara Jawa merupakan sesar naik dengan arah relatif barat-timur, membentang mulai dari Purwakarta hingga ke daerah Baribis di Kadipaten-Majalengka.
- Sesar Lembang yang letaknya di utara Bandung, membentang sepanjang kurang lebih 30 km dengan arah barat-timur. Sesar ini berjenis sesar normal (sesar turun) dimana blok bagian utara relatif turun membentuk morfologi dataran (dataran Lembang).

GEMPA TERBARU JAWA BARAT

Gempa bumi ini telah terjadi di selatan Pulau Jawa, tepatnya 142 km dari sebelah baratdaya Tasikmalaya atau berada pada 7.778°S, 107.328°E. Kejadian gempa ini menurut USGS berasal dari kedalaman 50 km dan magnitude 7.0 pada tanggal 02 September 2009 jam 14:55:01. Dimana efeknya juga dapat dirasakan di beberapa wilayah Jawa Barat seperti Sukabumi, Garut, Bandung, Cianjur, Ciwidey, bahkan Jakarta.



Pemicu terjadinya gempa bumi adalah pengaruh pergerakan lempeng Australia dengan lempeng Sunda (Lempeng Asia Tenggara) pada batas zona subduksi dengan kecepatan pergerakan relatifnya 59 mm/tahun. Pada batas zona tersebut terjadi patahan (fault) yang menimbulkan efek radiasi gelombang seismik setelah terjadi akumulasi energi pada materi batuannya. Meskipun pusat gempanya terjadi di laut, tetapi gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami.

Pergeseran lempeng-lempeng ini mempengaruhi sesar-sesar yang terdapat di wilayah Jawa Barat, antara lain sesar cimandiri, sesar garut, sesar tasik. Sedangkan sesar lembang hanya terkena reaksi (imbas) sesar-sesar di sekelilingnya. Sehingga wilayah Bandung utara, Bandung Barat, Bogor, dan Jakarta juga mengalami getaran gempa yang dapat dirasakan. Efek terparahnya berdasarkan ukuran Intensitas terjadi di daerah Garut, Tasikmalaya, Cianjur, dan Sukabumi.


TATANAN LEMPENG TEKTONIK INDONESIA



Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang termasuk zona kegempaan dengan seismisitas tinggi. Karena terletak di pertemuan batas antar lempeng tektonik utama, antara lain Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Dimana pertemuan lempeng-lempeng tersebut membentuk zona subduksi (interplate). Khususnya di sepanjang daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan Pulau Jawa. Dan tentunya juga terletak di beberapa daerah sekitar Pulau Maluku, sebelah barat dan utara Papua. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik ini juga dapat menimbulkan zona sesar geser (intraplate). Dari dua jenis zona inilah kemudian di lakukan penelitian mengenai sumber gempa (studi seismologi).

Dari pengamatan jalur-jalur subduksi (batas penunjaman) lempeng tektonik, maka pada jalur tersebutlah kemungkinan timbul gempa bumi. Oleh karena wilayah Indonesia dominan dikelilingi jalur subduksi, jadi berarti wilayah Indonesia dominan rawan terjadi gempa bumi. Dimana gempa bumi sebenarnya terjadi setiap saat (kapan saja), ada yang dapat dirasakan dan ada yang tidak dapat dirasakan getarannya. Selain itu keberadaan zona subduksi juga berimplikasi terbentuknya jajaran gunung-gunung aktif di Indonesia. Indonesia mempunyai sekitar 129 gunung api aktif, yang tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Flores, Sumba, Banda, Maluku. Gunung-gunung aktif ini terletak di atas zona penunjaman (Subduksi), yang merupakan hasil proses gesekan antara dua lempeng pada tekanan dan temperatur yang sangat tinggi yang memungkinkan terbentuk nya materi panas (magma). Dan ini berarti wilayah Indonesia juga rawan akan gempa akibat letusan gunung api.


PREDIKSI GEMPA BUMI

Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat kapan dan dimana gempa akan terjadi. Akan tetapi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, telah di upayakan, zonasi daerah-daerah yang mempunyai potensi kegempaan yang tinggi untuk meminimalisir dampak yang terjadi akibat gempa. Dari data-data yang diperoleh melalui hasil rekaman gempa (seismogram) maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan gerakan tanah (Peak Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi.

Estimasi PGA ini sangat bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode yang biasa dipakai adalah metode Murphy – O’Brien, metode Gutenberg – Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground Acceleration) maksimum terjadi akibat pengaruh sesar. Semakin besar nilai PGA maka semakin besar risiko (semakin parah) akibat terjadinya gempa bumi.



MANAJEMEN BENCANA GEMPA BUMI

1.Tanggap Darurat (Emergency Response ) adalah upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian. Tindakan tanggap darurat antara lain adalah:
- Pengkajian cepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya.
- Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban.
- Pemenuhan kebutuhan dasar.
- Pemulihan dengan segera sarana-sarana kunci.
2.Bantuan Darurat (Relief ) merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar pada kedaruratan. Dalam penanggulangan keadaan darurat dapat dilakukan pemanfaatan sumberdaya termasuk bantuan darurat, sukarelawan dan bantuan internasional.
3.Kegiatan Penanganan Korban meliputi upaya-upaya pelayanan dan perlindungan kemanusiaan terhadap korban yang timbul akibat bencana yang terjadi di suatu daerah, yang meliputi kegiatan pencegahan, tanggap darurat, penampungan, pemindahan dan pengembalian/relokasi pengungsi.
4.Pencegahan (Prevention ) adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana dan jika mungkin dengan meniadakan bahaya.
5.Mitigasi (Mitigation ) adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, baik secara fisik struktural melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik, maupun non-fisik struktural melalui perundang-undangan dan pelatihan. Upaya Mitigasi antara lain dilakukan dengan cara:
- Upaya-upaya edukasi di jalur formal dan/atau informal.
- Pemberian sanksi dan hadiah untuk mendorong perilaku yang lebih tepat.
- Upaya-upaya penyuluhan dan penyediaan informasi untuk memungkinkan orang mengambil keputusan yang berkesadaran.
6.Kesiapsiagaan (Preparedness ) adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah-langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Upaya yang dilakukan adalah Peringatan Dini (Early Warning ) adalah upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa kemungkinan bencana akan segera terjadi, yang menjangkau masyarakat (accesible ), segera (immediate ), tegas tidak membingungkan (coherent ), dan resmi (official ).



Emmanulle Grey Rossum : bertekun adalah kunci prestasi

Seorang wanita cantik yang akrab disapa "Emmy". Wanita yang juga memiliki karakter smart ini berkewarganegaraan Amerika Serikat. Dengan usianya yang kini 22 tahun telah diakui sebagai aktris, penyanyi, dan pencipta lagu yang handal.

Masa kecilnya ia hanya ditemani seorang ibunya, karena sejak ia masih dalam kandungan saat itu pula ibunya berpisah dengan sang ayah. Kemudian ia dibesarkan oleh ibunya, seorang bankir dan fotografer. Ia dididik dan dilatih sesuai bakatnya, tentunya sesuai apa yang ia senangi. Ketertarikannya di dunia seni tarik suara dan bakat musik telah meraup prestasi saat ia berumur 7 tahun. Suatu prestasi gemilang dimana ia diterima sebagai anggota Metropolitan Opera Children’s Chorus. Salah satu alasannya, karena bisa menyanyikan lagu Happy Birthday dalam 12 kunci nada.

Kesempatan ini benar-benar di pergunakan olehnya dengan tekun. Ia mendapat dukungan dan motivasi dari sang ibu. Di sekolah opera itu, Emmy dididik hingga terus berkembang dan kemampuannya semakin tajam. Pada usia 12 tahun, ia sudah mampu mengiringi nyanyian penyanyi-penyanyi besar, seperti Placido Domingo dan mendiang Luciano Pavarotti. Demikian juga saat itu Emmy semakin terampil dalam 6 bahasa. Ia pernah menyanyi di 20 opera dengan 6 ragam bahasa misalnya, opera A Midsummer Night’s Dream, La Boheme, dan Turandot.

Tidak hanya di dunia seni musik, bahkan di dunia akting atau perfilman juga ia tekuni. Masa remajanya, Emmy pernah tampil di dalam film layar lebar, seperti Law & Order, The Day After Tomorrow, dan Poseidon. Termasuk di dalam film drama musikal yang sangat populer yaitu The Phantom of the Opera. Emmy berperan sebagai Christine Daae. Karena perannya itu atau aktingnya yang memukau maka Emmy dinobatkan ebagai Aktris Terbaik untuk Kategori Film Musikal/Komedi, di penghargaan Golden Globe.

Tiada hentinya berhasrat menggali bakat untuk mengejar prestasi, sehingga ke depannya Emmy terus melanjutkan profesinya sebagai penyanyi dan bermain film. Anehnya, ia juga menyenangi matematika. Jika tidak jadi aktris atau penyanyi, mungkin Emmy menjadi ahli matematika atau astronaut. Yang terpenting baginya adalah ia telah menggali bakatnya, bertekun, dan mendapat prestasi. Prinsip ini ia tanamkan dalam dirinya bahwa dengan bertekun dalam profesi itu membawa prestasi.

Reference :
http://www.berani.co.id/Tokoh_Detail.aspx?ID=23&URLView=default.aspx

That Thing You Do


That Thing You Do adalah salah satu film favorit saya. Film ini dirilis pada tanggal 4 Oktober 1996, ditulis dan diarahkan oleh Tom Hanks sebagai director dan writter. Plotnya saat musim panas tahun 1964 yang diilhami dari kehidupan nyata. Film ini juga memiliki hit soundtrack "That Thing You Do" karya band rock yang bernama The Wonders, band anak muda yang mengusung warna The Beatles. Saya juga suka dengan lagu ini. Berikut ini lirik lagunya.

You, doing that think you do
Breakin’ my heart into a million pieces
Like you always do
And you, don’t mean to be cruel
You never even knew, about the heartache
I’ve been going through
And I try and try to forget you girl
But it’s just so hard to do
Everytime you do that thing you do
And I, know all the games you play
And I’m gonna find a way to let you know that,
You’ll be mine someday
‘Cause we, could be happy can’t you see
If you’d only let me be the one to hold you
And keep you here with me
Cause I try and try to forget you girl
But it’s just so hard to do
Everytime you do that thing you do

I don’t ask a lot girl (I don’t ask a lot girl)
But I know one thing for sure (Know one thing for sure)
It’s the love that I haven’t got girl
And I just can’t take it anymore

Cause we, could be happy can’t you see
If you’d only let me be the one to hold you
And keep you here with me
Cause it hurts me so just to see you go
Around with someone new
And if I know you, you’re doing that thing
Everyday just doing that thing
I can’t take you doing that thing you do

Film ini dibintangi oleh tokoh utamanya adalah Tom Everett Scott sebagai Guy Patterson dan Liv Tyler sebagai Faye Dolan. Guy Patterson adalah seorang pemilik toko dan seorang drummer musik jazz. Faye Dolan adalah kekasih Jimmy Mattingly. Suatu ketika Jimmy Mattingly lulusan SMU di Pennsylvania bersama teman-temannya membentuk grup band. Mereka berniat mengikuti festival musik. Tetapi saat itu, mendadak sang drummer mereka sedang terkena cedera di lengannya, sehingga mereka berusaha mencari penggantinya. Maka terpilihlah Guy Patterson sebagai pengganti drummer aslinya.

Mereka harus membuat satu lagu unggulan, lalu dari Jimmy lah lagu itu tercipta dari inspirasinya. Lagu itu berjudul That Thing You Do. Awalnya lagu ini terasa sangat melankolis tetapi berkat Guy Patterson iramanya diubah menjadi riang mirip lantunan lagu-lagu The Beatles. Karena di era itu, era 60 an banyak orang-orang khususnya anak muda yang menggandrungi band The Beatles. Nama band mereka yaitu The Oneders diadopsi dari frase kata The-One-Ders, oleh saran Faye Dolan pacarnya Jimmy. Faye Dolan mendapat inspirasi dari komentar Guy Patterson yang pernah bercerita tentang musik.

Hanya sebentar saja, The Oneders sudah menjadi bintang di festival musik tersebut dan dielu-elukan oleh puluhan gadis. Nama The Oneders pun, semakin populer di perusahaan rekaman, bahkan perusahaan rekaman eksekutif yaitu Play-Tone, milik Mr White (Tom Hanks). Mr White juga terpikat dengan penampilan The Oneders dalam festival musik itu. Ia mengontrak dan memanajeri The Oneders. Di bawah binaan Mr White, The Onders berkibar menjadi band yang dipuja. Single mereka, That Thing You Do ! memuncaki berbagai tangga lagu, termasuk Billboard yang prestisius. Atas saran Mr White, Guy dan kawan-kawan mengganti nama The Oneders menjadi The Wonders.

Namun ditengah kepopuleran nama band mereka, para personel mengalami hubungan yang kurang baik. Hubungan asmara pun, jadi pemicunya. Faye Dolan (Liv Tyler), yang semula setia pada Jimmy, beralih menyukai Guy. Faye kesal Jimmy tak pernah memperhatikannya. Jimmy malah marah ketika hubungannya dengan Faye dibongkar pers. Ia khawatir kehilangan cinta gadis-gadis pemujanya. Masalah ini bikin The Wonders pecah.

Finally, Guy mendeklarasikan cintanya pada Faye Dolan hingga diketahui publik. Mereka pergi ke Los Angeles dan menikah di sana. Beberapa tahun kemudian mengangkat 4 orang anak sebelum mereka pindah ke Bainbridge Island, Washington. Di kota ini mereka menemukan sebuah sekolah music, dan di sinilah tempatnya Guy mengajarkan komposisi music Jazz.

Sementara itu Jimmy, mantan kekasih Faye Dolan join kembali dengan perusahaan rekaman Play-Tone. Dia merekam sebanyak 3 album emasnya dengan band bentukannya yang baru, yaitu The Heardsmen. Sedangkan rekan-rekan lainnya menjalankan profesi yang berbeda-beda, ada yang menjadi manajer kasino dan ada yang menjadi seorang kontraktor bangunan.

Demikianlah sinopsis singkat atau adegan garis besarnya film ini. Saya teringat akan pesan moralnya salah satunya adalah let love find a away. *_*.

Mengapa Jawa Barat Terjadi Gempa Bumi ?

PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang termasuk zona kegempaan dengan seismisitas tinggi. Karena terletak di pertemuan batas antar lempeng tektonik utama, antara lain Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Dimana pertemuan lempeng-lempeng tersebut membentuk zona subduksi (interplate). Khususnya di sepanjang daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan Pulau Jawa. Dan tentunya juga terletak di beberapa daerah sekitar Pulau Maluku, sebelah barat dan utara Papua.Pergerakan lempeng-lempeng tektonik ini juga dapat menimbulkan zona sesar geser (intraplate). Dari dua jenis zona inilah kemudian di lakukan penelitian mengenai sumber gempa (studi seismologi).


GEMPA BUMI

Proses terjadinya gempa tektonik berawal dari pergeseran antar lempeng tektonik yang saling menekan. Karena permukaan lempeng-lempeng yang kasar (rigid) itu saling bergesekan dan terjadi gaya tekan (stress) pada batuan di sekitarnya, maka kondisinya menjadi terjepit dan terkunci. Di sinilah terjadi penimbunan energi yang semakin berakumulasi (bertambah besar) sampai dengan jangka waktu tertentu lamanya. Ketikahimpunan energi di dalam suatu material batuan ini melewati daya tahannya (batas maksimum), maka material batuan tersebut setelah melengkung akhirnya menjadi patah. Sehingga akan terjadi perpindahan (displacement) secara tiba-tiba. Setelah terjadi perpindahan maka gaya-gaya yang bekerja akan kembali seperti semula (Elastic Rebound Theory).

Energi yang terakumulasi tadi akhirnya terlepaskan dan memancarkan gelombang-gelombang gempa yang membawa energi-energi tersebut. Gelombang-gelombang ini bergerak dari sumbernya dan menjalar baik melalui media padat seperti batuan pada kerak bumi dan juga melalui media cair seperti air laut (penyebab tsunami). Dengan waktu dan kecepatan tertentu akhirnya gelombang-gelombang ini sampai pada permukaan bumi yang menimbulkan getaran-getaran (dapat dirasakan). Akibatnya juga dapat menyebabkan kerusakan (failure) seperti liqifaksi, amplifikasi, patahan, pemekaran lateral, pergeseran tanah, longsoran dan lain-lain. Dimana efek goncangan (shaking) penyebab getaran gempa tersebut bergantung pada magnitudo, kedalaman, jarak, kondisi geologi, percepatan gerakan tanah, dan struktur bangunan. Faktor-faktor inilah yang menjadi penentu seberapa besar tingkat kerusakan akibat gempa bumi.


KEGEMPAAN JAWA BARAT

Mengapa wilayah Jawa Barat rawan terjadi gempa bumi ? Di sebelah selatan Pulau Jawa terdapat zona subduksi (penunjaman), yaitu pertemuan antara lempeng Eurasia yang berada di sebelah utara dengan lempeng Indo-Australia yang berada di sebelah selatan. Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang berada di sekitar zona subduksi tersebut. Selain itu, wilayah Jawa Barat juga terdapat zona patahan (sesar geser) di bawah permukaannya. Hal ini berarti wilayah Jawa Barat merupakan wilayah yang cukup kompleks karena terdapat zona subduksi (interplate) dan zona sesar geser (intraplate) yang menjadi cikal bakal terjadinya gempa bumi. Namun selama ini dapat diketahui bahwa gempa bumi yang sering terjadi berasal dari zona sesar geser (intraplate) antara lain sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis.

Zona-zona sesar ini terbentuk akibat proses geologi yang telah berlangsung selama berjuta-juta tahun karena pengaruh aktifitas tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia yang beralangsung sejak Zaman Kapur hingga sekarang. Wilayah ini menghasilkan berbagai jenis batuan mulai dari batuan sedimen, batuan beku (ekstrusif dan intrusif) dan batuan metamorfik dengan umur yang beragam. Akibat proses tektonik yang terus berlangsung hingga saat ini, seluruh batuan tersebut telah mengalami pengangkatan, pelipatan dan pensesaran.

Paleografi Jawa Barat (M. Untung, 1982)


Melalui citra satelit (Landsat) daerah Jawa Barat, diketahui adanya banyak kelurusan bentang alam yang diduga merupakan hasil proses pensesaran. Jalur sesar tersebut umumnya berarah barat-timur, utara-selatan, timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara. Struktur sesar dengan arah barat-timur umumnya berjenis sesar naik, sedangkan struktur sesar dengan arah lainnya berupa sesar mendatar. Sesar normal umum terjadi dengan arah bervariasi. Dari sekian banyak struktur sesar yang berkembang di Jawa Barat, ada tiga struktur regional yang memegang peranan penting, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Baribis dan Sesar Lembang. Ketiga sesar tersebut untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh van Bemmelen (1949) dan diduga ketiganya masih aktif hingga sekarang.
(1). Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua, membentang mulai dari Teluk Pelabuhanratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, Gunung Tanggubanprahu-Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang.
(2). Sesar Baribis yang letaknya di bagian utara Jawa merupakan sesar naik dengan arah relatif barat-timur, membentang mulai dari Purwakarta hingga ke daerah Baribis di Kadipaten-Majalengka.
(3). Sesar Lembang yang letaknya di utara Bandung, membentang sepanjang kurang lebih 30 km dengan arah barat-timur. Sesar ini berjenis sesar normal (sesar turun) dimana blok bagian utara relatif turun membentuk morfologi dataran (dataran Lembang).

Setelah memahami distribusi sesar di wilayah Jawa Barat maka kita dapat mengetahui secara umum sumber terjadinya gempa bumi akibat sesar (intraplate), tentunya di sekitar wilayah-wilayah sesar tersebut. Prosesnya seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Selanjutnya bila terjadi gempa bumi maka biasanya yang perlu diketahui adalah posisi hiposenter (fokus gempa/pusat gempa), episenter (proyeksi vertikal hiposenter hingga ke permukaan), serta parameter lainnya seperti waktu (detik), jarak (km), kedalaman (km), magnitudo (kekuatan gempa), dan intensitas (skala relatif sesuai kenampakan visual). Dimana parameter-parameter ini secara tidak langsung dapat direpresentasikan melalui hasil rekaman seismogram. Hingga tahun 2003, biasanya seismogram yang sering digunakan berasal dari 3 stasiun gempa yaitu Ciparay, Soreang, dan Lembang. Melalui seismogram inilah, getaran-getaran gempa baik intraplate maupun interplate direkam dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah contoh distribusi lokasi episenter gempa di Jawa Barat.

Kemudian dari data-data yang diperoleh melalui hasil rekaman tersebut maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan gerakan tanah (Peak Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode yang biasa dipakai adalah metode Murphy – O’Brien, metode Gutenberg – Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground Acceleration) maksimum terjadi akibat pengaruh sesar. Berdasarkan distribusi sesar-sesar di wilayah Jawa Barat, maka PGA (Peak Ground Acceleration) tinggi berada di bagian timur dan semakin mengecil ke arah utara. Semakin besar PGA yang terjadi di suatu tempat maka risiko bahayanya semakin besar.


GEMPA TERBARU

Gempa bumi terbaru telah terjadi di selatan Pulau Jawa, tepatnya 142 km dari sebelah baratdaya Tasikmalaya atau berada pada 7.778°S, 107.328°E. Kejadian gempa ini menurut USGS berasal dari kedalaman 30 km dan magnitude 7.0 pada tanggal 02 September 2009 jam 14:55:01. Dimana efeknya juga dapat dirasakan di beberapa wilayah Jawa Barat seperti Sukabumi, Garut, Bandung, Cianjur, Ciwidey, bahkan Jakarta.



Pemicu terjadinya gempa bumi adalah pengaruh pergerakan lempeng Australia dengan lempeng Sunda (Lempeng Asia Tenggara) pada batas zona subduksi dengan kecepatan pergerakan relatifnya 59 mm/tahun. Pada batas zona tersebut terjadi patahan (fault) yang menimbulkan efek radiasi gelombang seismik setelah terjadi akumulasi energi pada materi batuannya. Meskipun pusat gempanya terjadi di laut, tetapi gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami.

Pergeseran lempeng-lempeng ini mempengaruhi sesar-sesar yang terdapat di wilayah Jawa Barat, antara lain sesar cimandiri, sesar garut, sesar tasik. Sedangkan sesar lembang hanya terkena reaksi (imbas) sesar-sesar di sekelilingnya. Sehingga wilayah Bandung utara, Bandung Barat, Bogor, dan Jakarta juga mengalami getaran gempa yang dapat dirasakan. Efek terparahnya berdasarkan ukuran Intensitas terjadi di daerah Garut, Tasikmalaya, Cianjur, dan Sukabumi.




Presiden dan Wakil Presiden RI 2009 : Visi 2020 harus Public Oriented

Cita-Cita Luhur dan Visi Indonesia 2020

Para pendahulu kita telah merancang pembukaan UUD 45 yang pada paragraf keduanya berbunyi sebagai berikut: “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Jadi cita-cita bangsa Indonesia yang dirumuskan oleh para pendahulu bangsa itu sebenarnya sederhana saja. Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Bagi bangsa Indonesia, visi didasari dan diilhami oleh cita-cita luhur yang telah digariskan para pendiri Negara sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua. Visi tersebut merupakan wawasan ke depan yang ingin dicapai yang bersifat kearifan intuitif yang meyentuh hati dan menggerakkan jiwa untuk berbuat. Visi ini jugalah merupakan sumber inspirasi, motivasi, dan kreativitas yang mengarahkan proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masa depan yang dicita-citakan.

Oleh karena itu, untuk lebih menjelaskan upaya pencapaian cita-cita luhur bangsa, maka perlu dirumuskan sebuah visi yaitu Visi Indonesia 2020. Visi Indonesia 2020 mencakup semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dengan memperhatikan tantangan yang dihadapi saat ini dan masa yang akan datang. Visi inilah yang menjadi pedoman untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagaimana telah dinyatakan di dalam Pembukaan UUD 1945.

Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.


Sistem Politik Indonesia Yang Bertumpu Pada Rakyat

Dalam penentuan arahan konseptual ketatanegaraan untuk mewujudkan visi negara tidak bisa terlepas dari aspek politik. Karena politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya, antara lain negara, pemerintahan, rakyat, dan perilaku politik.

Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Sehingga model sistem politik haruslah berorientasi pada masyarakat (public oriented).

Partisipasi dan kepedulian masyarakat harus dilibatkan secara langsung dan mutlak diperlukan. Seorang individu atau kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik antara lain berikut ini.
 Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin negara.
 Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat.
 Ikut serta dalam pesta politik.
 Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas.
 Berhak untuk menjadi pimpinan politik.
 Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku.

Untuk menjalankan penyelenggaraan negara melalui sistem politik yang bertumpu pada masyarakat sangat diperlukan adanya kesadaran bermasayarakat dari seluruh elemen masyarakat Indonesia. Kesadaran ini menuntut terciptanya keterbukaan atau transparansi terutama dalam era otonomi daerah dan globalisasi yang dewasa ini semakin kuat gaungnya. Partisipasi dan kepedulian masyarakat harus dilibatkan secara langsung dan mutlak diperlukan. Sehingga masyarakat dengan kesadaran tinggi akan merasakan bahwa seluruh praktik penyelenggaraan negara dalam mengeluarkan kebijakan tersebut akan benar-benar dari masyarakat dan untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri.


Realita Visi dan Sistem Politik Indonesia

1. Sudahkah visi Bangsa Indonesia tercapai ?

Dua hal yang sulit dicapai dari apa yang telah diimpikan oleh para pendahulu bangsa Indonesia adalah Indonesia yang Adil dan Indonesia yang Makmur.

Secara faktual Indonesia telah jauh terseret dalam jebakan-jebakan neoliberalisme. Misalnya menumpuknya hutang luar negeri yang harus dibayar oleh Indonesia. Proses pembayaran utang tersebut dilakukan secara tersamar lewat kebijakan politik dan ekonomi yang mengarah kepada kepentingan pasar global dan mengabaikan kondisi sosial dan kesejahteraan masyarakat. UU No 22 tahun 2000 tentang Minyak Bumi dan Gas Alam menjadi salah satu bukti keberpihakan negara kepada korporasi global. Negeri yang kaya minyak ini kemudian menjadi net-importir BBM dan penguasaan pasar minyak domestik oleh Pertamina berkurang hingga 50 %. Tak heran, kenaikan harga BBM secara berturut-turut dengan jarak waktu yang sangat singkat.

Tragisnya, masih ada ‘gerombolan’ penyeludup berdasi yang tega menyeludupkan minyak untuk kepentingan sendiri. Perusahan-perusahan MNC yang di bantu oleh “para calo” amatir (elit politik dan birokrasi pemerintahan) dengan mudahnya melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam kita tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal (adat). Dengan demikian, di dalam konteks sosial dan ekonomi, kondisi Indonesia hari ini secara empirik semakin memprihatinkan. Pelayanan publik pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan, secara paradigmatik mengalami perubahan mendasar dari pelayanan berbasis kesejahteraan masyarakat (public service oriented) seakan-akan menjadi pelayanan yang berorientasi pasar (market service oriented). Hal ini merupakan suatu realita belum tercapainya keadilan di Indonesia.

Secara ekonomi saat ini Indonesia sangat tergantung pada lembaga-lembaga keuangan internasional penyokong Indonesia seperti IMF, World Bank, Asian Development Bank, dan lain sebagainya. Setelah lebih dari 60 tahun Indonesia lepas dari penjajahan, World Bank dalam World Development Report 2007 masih mengkategorikan Indonesia sebagai negara dengan status Lower-Middle Income. Dengan Percapita Gross National Income (PPP) pertahun sebesar $3,720, Indonesia masih menduduki kelompok bawah pada rangking kondisi ekonomi negara-negara di dunia, tidak terlalu jauh berbeda dengan pencapaian Vietnam, Nicaragua, Syria, dan masih dibawah Phillipina ($5,300) apalagi Malaysia ($10,320). Diperkirakan sekitar 7,5% dari penduduk Indonesia masih dikategorikan sebagai penduduk miskin dengan penghasilan dibawah International Poverty Line sebesar $1 sehari, dan masih kurang dari setengah jumlah penduduk Indonesia yang berpenghasilan di atas $2 per hari.

Masih dari laporan yang sama, dapat dilihat hutang luar negeri Indonesia yang menumpuk pada angka 140,649 juta dollar Amerika, yang jika dibagi rata pada 221 juta rakyat Indonesia, setiap orang harus menanggung beban hutang sebesar $636 atau sedikit di bawah 6 juta rupiah per orangnya.

Dari sisi kemakmuran, pencapaian Indonesia masih jauh juga dari harapan. Melihat dari kenyataan tersebut, rasanya cita-cita para pendahulu kita terutama dalam mewujudkan Indonesia yang Adil dan Makmur masih jauh dari kenyataan.


2. Apakah pembangunan sistem politik Indonesia masih pro kerakyatan ?

Sejak reformasi politik dilakukan, Indonesia mengalami perkembangan yang tak ada presedennya. Sedikitnya ada tiga hal yang patut untuk diberi catatan. Pertama, semua elite politik berusaha mengadopsi demokrasi sebagai sistem penyelenggaraan negara. Dalam kaitannya dengan suksesi kepemimpinan, mereka sepakat untuk menggunakan pemilu sebagai mediumnya. Baik pemilu legislatif maupun pilpres telah disepakati sebagai jembatannya. Tiga pemilu di era Reformasi telah membuktikan cita-cita tersebut.

Kedua, aktor politik tersebar di berbagai elemen dan kebebasan berpartai menjadi pilihan. Tidak ada lagi larangan bagi siapa pun untuk membentuk partai politik. Tidak terlalu mengherankan bila kemudian jumlah partai pun berkembang dari waktu ke waktu. Bila pada Pemilu 1999 ada 48 partai politik (parpol) peserta pemilu, Pemilu 2004 diikuti oleh separuh dari jumlah tersebut. Kemudian dalam pemilu yang lalu, jumlahnya kembali membengkak menjadi 38 partai nasional, ditambah 6 partai lokal di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Ketiga, keterbukaan informasi. Tanpa media massa, kita tidak tahu apa-apa mengenai kegiatan para elite partai tersebut. Dengan adanya kebebasan untuk memperoleh berita, makin bebas pula para aktor tersebut bermanuver. Seolah, setelah masa kampanye pemilu usai, kini ada panggung baru yang dapat digunakan untuk memopulerkan keberadaan elite partai di republik ini. Sementara pendidikan dan sosialisasi politik belum dapat dilakukan oleh mereka, hiruk-pikuk koalisi yang diberitakan media diharapkan mampu menggantikannya.

Semua elite partai politik mengklaim bahwa yang mereka lakukan adalah demi kepentingan negara dan bangsa. Artinya, keberadaan partai tidak semata-mata mencari kekuasaan bagi para fungsionarisnya, melainkan demi kepentingan yang lebih besar. Memang, bila presiden terpilih sudah efektif dan menjalankan kekuasaannya dengan baik, tujuan tersebut tak terbantahkan. Karena partailah negeri ini mendapatkan pemimpin yang membela kepentingan rakyatnya. Akan tetapi, sudah seberapa jauh cita-cita tersebut tercapai? Yang paling nyata adalah bahwa para elite partai berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh bagian dalam proses alokasi nilai di atas.

Atas nama ideologi, atas nama etnik, atas nama budaya, mereka memperjuangkan seseorang untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden. Namun yang paling kasatmata adalah bahwa perjuangan itu tidak gratis. There is no such thing as a free lunch, tak ada makan siang gratis dalam politik. Kita memang patut berterima kasih kepada partai atas prakarsanya untuk memilih calon presiden. Untuk itu, pembagian jatah akan mereka terima cash ketika pemerintahan terbentuk kelak. Namun, kita lupa bahwa sistem pilpres sekarang sudah berbeda dengan masa lalu.

Pada Pemilu Legislatif lalu, kita tahu begitu banyak kekecewaan yang didengungkan di sana sini. Kinerja KPU dalam Pemilu Legislatif dinilai sebagian besar pengamat dan masyarakat tidak memuaskan. Lamanya penantian penghitungan suara yang masuk ke KPU Pusat di Hotel Borobudur, membuat sebagian besar rakyat Indonesia perlu bersabar sekaligus gregetan dengan kinerja KPU dalam Pemilu Legislatif dinilai sebagian besar pengamat dan masyarakat sangat tidak memuaskan dan disana-sini penuh dengan masalah dan ketidakberesan. Namun harapan bagi perbaikan kinerja KPU untuk Pemilu Presiden patut kita dengungkan. KPU dapat mengambil hikmah dibalik segala kekurangan dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif. Hal yang utama menurut penulis adalah Update atau pembaruan data dalam daftar DPT (daftar Pemilih Tetap) agar semakin banyak masyarakat yang mempunyai hak pilih yang tadinya Terpaksa golput di Pemilu Legislatif karena tidak terdaftar sebagai DPT untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden.

Usainya Pemilu Legislatif jika kita amati sekilas hasil sementara dari KPU, maka saat ini agaknya tergambar adanya blok-blok (kubu) untuk Pemilu 8 Juli nanti. Siapa-siapa Capres-Cawapres dan bagaimana peta politiknya? Dinamika politik Indonesia semakin berbentuk. Semua elite politk sedang berlomba untuk Pemilu 8 Juli 2009 mendatang. Semuanya dibalut oleh satu tujuan, yakni memperjuangkan calon presiden. Golden Triangle, Golden Bridge, kemudian Koalisi Besar menjadi headline di berbagai surat kabar. Kita selalu disuguhi berita-berita tentang kesepakatan, penjajakan, dan komunikasi politik antar elite partai dalam membangun koalisi.


Refleksi : Kriteria Kandidat Pemilu 8 Juli 2009 Haruslah Visioner dan Pro Kerakyatan

Dewasa ini hal kepemimpinan terutama terkait pemimpin bangsa menjadi pemikiran yang serius di semua lapisan masyarakat, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, maupun lembaga pelayanan-pelayanan umum. Dimana-mana sering didengungkan terjadinya krisis kepemimpinan. Setiap kali pemimpin bangsa Indonesia berjuang menegakkan kedaulatan negara tetapi masih terjadi begitu banyak masalah. Periodeisasi rezim pemerintahan oleh beberapa kalangan dipandang masih kurang merakyat atau adanya keberpihakkan pada beberapa kepentingan. Implikasi yang timbulkan dari hal ini adalah terjadinya dinamika sosial yang disertai benturan-benturan yang cenderung anarkis antara peradaban barat dan timur yang berakibat pada semakin mengentalnya aksi demonstrasi bahkan terorisme, penguatan ekonomi hanya untuk kepentingan beberapa kalangan. Selain itu, sering juga terjadi pelanggaran konsepsi Hak Asasi Manusia (human right), lingkungan hidup dan demokrasi menjadi paradoks dan di pandang secara pesimistik oleh berbagai kalangan.

Apabila kita menganalisa pernyataan di atas, maka kita akan bertanya sejenak ada apa dengan pemimpin-pemimpin bangsa kita belakangan ini ? Faktor utama yang menjadi indikasi hal ini bisa dikatakan adalah belum optimalnya kiprah para pemimpin bangsa kita. Adanya keterbatasan dalam mengemban tanggung jawab, mengusahakan pelaksanaan tugas, memiliki impian dan menerjemahkannya menjadi kenyataan. Adapun juga yang menjadi faktor lainnya adalah masih mimimnya kontribusi atau keterlibatan seluruh elemen bangsa dalam membangun kebersamaan untuk memajukan bangsa.

Dengan demikian, sangatlah diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif dan menjadi kekuatan bagi bangsa kita dalam memaksimalkan kontribusi bagi kesejahteraan bersama. Para pemimpin bangsa juga haruslah visioner yang akan mengarahkan rakyatnya untuk mampu memberikan inspirasi dan dorongan agar memiliki kemampuan dan kepercayaan di masa depan yang lebih baik. Sebab menjadi pemimpin diperlukan upaya, bukan sekedar memiliki bakat. Maka para pemimpin bangsa kita kedepannya, terutama presiden dan wakil presiden yang terpilih melalui pemilu 8 Juli mendatang merupakan rangkaian upaya kita bersama untuk menentukan kriteria pemimpin bangsa yang visioner.

Ada 2 (dua) kriteria penting bagi para kandidat atau calon presiden dan wakil presiden yang berkompetisi melalui pemilu 8 Juli mendatang. Kriteria pertama, yaitu para kandidat haruslah memenuhi prinsip-prinsip kepemimpinan yang visioner sesuai visi bangsa. Oleh karena itu, para kandidat harus memahami secara jernih akan visi bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam Visi Indonesia 2020, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.

Kriteria ini sangatlah penting, karena dari karakter kepemimpinan yang visioner tercermin karakter pemimpin yang bijaksana sekaligus manajer yang baik di dalam menjalankan visinya. Ciri-cirinya adalah dapat melakukan inovasi, memiliki kemampuan mengatur yang efektif, fokus pada sumber daya manusia dan juga fokus pada sistem dan prosedur, memiliki target jangka pendek dan target jangka panjang.
Jika konsistensi kepemimpinannya terealisasi kelak maka dengan demikian cita-cita luhur bangsa kita menjadi suatu kenyataan yang optimis. Tentunya dengan harapan terjadi transformasi kondisi bangsa yang signifikan, yaitu bangsa kita dapat pulih dari keterpurukan bahkan bangkit dan maju dari ketertinggalan secara global. Walaupun terdapat keberagaman tetap terjaga pluralisme dan persatuan serta kesatuan bangsa secara utuh.

Kriteria kedua adalah para kandidat haruslah pro kerakyatan. Adalah sangat penting bagi para elite politik memiliki mainset kerakyatan dan jiwa nasionalisme. Mereka haruslah menyadari kondisi kehidupan dan penghidupan rakyat di segala aspek melalui berbagai kaca mata pengamatan. Para kandidat haruslah bersimpati dan berempati akan hal ini. Mereka merupakan saluran yang aspiratif yang berani dan tegas meyerukan suara rakyat. Memiliki integritas dan komitmen yang kuat untuk meletakkan kepentingan rakyat di atas kepentingan golongan tertentu.

Kriteria ini penting karena jika kelak salah satu kandidat terpilih menjadi pemimpin bangsa yaitu sebagai presiden dan wakil presiden pastilah memiliki pengaruh besar dalam penyelenggaraan negara, khususnya di dalam membuat kebijakan pemerintahan. Kemungkinan di saat menjadi presiden dan wakil presiden, mereka akan menemukan banyak intervensi dari berbagai kalangan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kemungkinan juga cara pandang mereka akan berbeda atau berubah di dalam membuat suatu kebijakan dan keputusan di saat-saat tertentu. Karena selama ini terdapat pergumulan yang sangat krusial bagi pemerintah terkait di dalam membuat kebijakan yiatu antara kebijakan yang market oriented dengan public oriented. Dengan demikian, patutlah kriteria kedua dari para kandidat ini diperlukan karena dari kriteria tersebut tercermin suatu karakter kepemimpinan yang hikmat dan bijaksana.

Saat ini telah terdeklarasi tiga calon presiden dan wakil presiden, yaitu Jusuf Kalla - Wiranto, Megawati-Prabowo, dan SBY-Budiono. Semua parpol tentu kemudian memilih mendukung satu dari tiga pasangan ini melalui berbagai upaya kerja keras dengan berbagai skenario. Suatu skenario besar sedang berjalan. Dinamik politik Indonesia seperti berjalan menuruti sebuah skrip dari sebuah scenario. Hal ini akan menjadi sebuah cerita dimana seolah-olah ada 4 fase yang akan berlangsung. Fase pertama yaitu fase pemilu caleg yang sudah kita lalui pada pemilihan anggota DPR. Fase kedua adalah saat sekarang calon presiden dan wakil presiden dideklarasikan. Fase ketiga yaitu nanti saat Pemilu Presiden selesai. Dan Fase terakhir yaitu saat kabinet dibentuk. Ini adalah suatu fase yang menarik dalam perkembangan politik Indonesia.

Semoga semua kandidat sedang membentuk opini dan membangun persepsi rakyat untuk memelihara keadaan, menstabilkan keadaan, sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang manis di mata dunia. Walaupun kita semua memiliki pandangan yang berbeda-beda, perbedaan asal-usul, dan bahkan perbedaan aspirasi. Akan tetapi kita semua harus mengikat keberagaman ini menjadi suatu rangkaian kebhinekaan untuk menjaga kemerdekaan yang hakiki. Siapapun presiden dan wakil presiden yang terpilih melalui proses pemilihan umum 8 Juli 2009 nanti harus dituruti semua. Yang penting adalah siapapun presiden dan wakil presiden nanti, haruslah menjaga kedaulatan bangsa dan untuk kepentingan rakyat.

Script Sederhana Penentuan Episenter Gempa Bumi

I'm sure we all have perfectly known what the earthquake is. Yes... when we feel the ground shakes that makes us feel swaying hither and thither, that's the time of earthquake. Recently, our beloved country has suffered many earthquakes, in Aceh, Yogyakarta, Pangandaran, and even Jakarta the capital city wasn't escaped from the earthquake. Some of these earthquake were followed by tsunami, the others were not. Why this could happen?


Beberapa minggu yang lalu saya ngeliat file-file dan arsip-arsip tugas yang pernah saya kerjakan semenjak awal kuliah. Dulu, banyak tentunya yang sudah saya kerjakan. Sekian lama hingga kini rasanya saya masih interest bangat dengan kajian-kajian studi tersebut. Teringat juga saat-saat ngerjain praktikum dan bikin laporannya 3 sampai 4 kali seminggu. Mulai dari practice, data processing, analyse, lalu buat resume alias reportnya. Wahh, kebayang gimana lelahnya. Blum lagi presentasi depan para senior tengah malem hingga pagi tuhh. Hihihii…waktu istirahatnya dikit bangat paling waktu kuliah (tidur..huusss). Kudu pas weekend doang bisa spend time to rest and relax.

So far, saya pikir-pikir apa sihh feedback nya, tugas-tugas yang sudah dikerjain selain dapetin nilai, mau dikemanain? Kalo di share n dipublish bagus nggak sihh? Lumayan kan jadi contoh-contoh journal gratisan…hehehe. Publish di blog, wordpress, atau apapunlah. Nahh, salah satunya yang pengen saya publish kali ini adalah kajian tentang penentuan episenter gempa bumi. Ini dasar bangat, mungkin masih banyak kajian yang lebih advanced lagi. Di sini, untuk menentukan posisi episenternya dengan memakai Metode Pendekatan Linier Bentuk Forward Modeling dan Pendekatan Global (Metoda Grid Search dan Ramdom Search). Kedua metode tersebut merupakan solusi dari Inversi Non Linier.

Kita tahu bahwa pusat gempa tektonik terdapat pada tempat-tempat terjadinya akumulasi energi. Gesekan yang terjadi pada batuan dapat mengakibatkan penumpukan energi di daerah tersebut sehingga pada akhirnya akan pecah dan terjadilah gempa. Akumulasi energi ini terjadi di daerah tiga batas lempeng yaitu di daerah konvergen (pertemuan dari dua buah lempeng sehingga salah satunya menunjam di bawah lempeng lainnya), daerah divergen (dua buah lempeng yang saling menjauh) , dan daerah sesar mendatar (dua lempeng tektonik yang saling berpapasan mengakibatkan terjadinya sesar secara mendatar, berbentuk memanjang).

Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter atau fokus. Proyeksi tegak lurus hiposenter ini ke permukaan bumi dinamakan episenter. Gelombang gempa merambat dari hiposenter ke patahan sesar fault rupture. Bila kedalaman fokus dari permukaan adalah 0 - 70 km, terjadilah gempa dangkal (shallow earthquake), sedangkan bila kedalamannya antara 70 - 700 km, terjadilah gempa dalam (deep earthquake). Gempa dangkal menimbulkan efek goncangan yang lebih dahsyat dibanding gempa dalam. Ini karena letak fokus lebih dekat ke permukaan, dimana batu-batuan bersifat lebih keras sehingga melepaskan lebih besar regangan (strain).

Berikut ini adalah contoh percobaan dengan menggunakan data sintetik untuk menentukan posisi episenter gempa bumi. Data sintetik ini diolah dengan kedua metode di atas. Data processing nya dengan memakai software programming Matlab, yang hasilnya diperoleh solusi inversi non linier yang akan diplot dalam bentuk kurva dan kontur fungsi obyektif hasil interpolasi yang tersebar secara random. Singkatnya, di bawah ini saya sertakan langkah-langkah dan script programming nya.

Langkah-Langkah Pengolahan Data dengan menggunakan Matlab.
Buat data sintetik waktu tempuh gelombang gempa dari episenter (Xo,Yo) atau hiposenter (Xo,Yo,Zo), yang Anda tentukan ke-4 atau 5 stasiun (XSi ,YSi) i= 1,2, …,4 atau (XSi ,YSi , ZSi) i= 1,2, …,4, pilih melingkupi sekitar episenter.
• Lakukan inverse
• Plot solusi tiap iterasi
• Plot ERMS


Metode 1 : Solusi Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Linier Bentuk Forward Modeling

Script Program M-File:
-------------------------------------------------------------------------------------
clear all
clc
to=0; % origin time
vp=4; % kecepatan gelombang gempa
ti=[7.1;1.8;5;7.9]; % waktu tempuh masing2 stasiun
x=[20;50;40;10]; % posisi longitude
y=[10;25;50;40]; % posisi latitude
n=length(x);

xo=40; yo=30;
M=[40;30]; % posisi tebakan awal(estimasi model awal)
[X,Y]=meshgrid(0:10:80,0:10:80);

M1=[];
for n=1:5
gm=to+(1/vp)*(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
dgm_dm1=(1/vp)*(-(x-M(1)))./(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
dgm_dm2=(1/vp)*(-(x-M(2)))./(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
J=[dgm_dm1 dgm_dm2];
Mo=M;
M=Mo+inv(J'*J)*J'*(ti-gm)
M1=[M1 M];
Mn=M1';
end;
plot(Mn(:,1),Mn(:,2),'o')
hold on
plot(Mn(:,1),Mn(:,2))
hold on
plot(x,y,'ko')
hold on
plot(xo,yo,'ks')
hold on
plot(X,Y,'.')
-------------------------------------------------------------------------------------

Hasil Plotting:
Plotting Kurva Penentuan Posisi Episenter Gempa Hasil Solusi Inversi Non-Linier Melalui Pendekatan Linier






Metode 2 : Solusi Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global (Metoda Grid Search dan Ramdom Search)

Script Program M-File:
-------------------------------------------------------------------------------------
clear all
clc
to=0; % origin time
vp=4; % kecepatan gelombang gempa
ti=[7.1;1.8;5;7.9]; % waktu tempuh masing2 stasiun
x=[20;50;40;10];
y=[10;25;50;40]; % posisi stasiun
h=length(x);
plot(x,y,'h')
hold on

M=[40;30]; % posisi tebakan awal
[X,Y]=meshgrid(0:10:80,0:10:80);
plot(X,Y,'.')

M1=[];
for n=1:5
gm=to+(1/vp)*(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
dgm_dx=(1/vp)*(-(x-M(1)))./(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
dgm_dy=(1/vp)*(-(x-M(2)))./(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
J=[dgm_dx dgm_dy];
Mo=M;
M=Mo+inv(J'*J)*J'*(ti-gm)
M1=[M1 M];
Mn=M1';
end;
plot(Mn(:,1),Mn(:,2),'o')
hold on
plot(Mn(:,1),Mn(:,2))

% oleh stasiun pertama
t_cal1=to+(1/vp)*sqrt((x(1)-X).^2+(y(1)-Y).^2);
Error1=(t_cal1-ti(1)).^2;

% oleh stasiun kedua
t_cal2=to+(1/vp)*sqrt((x(2)-X).^2+(y(2)-Y).^2);
Error2=(t_cal2-ti(2)).^2;

% oleh stasiun ketiga
t_cal3=to+(1/vp)*sqrt((x(3)-X).^2+(y(3)-Y).^2);
Error3=(t_cal3-ti(3)).^2;

% oleh stasiun keempat
t_cal4=to+(1/vp)*sqrt((x(4)-X).^2+(y(4)-Y).^2);
Error4=(t_cal4-ti(4)).^2;

Erms=sqrt((1/n)*(Error1+Error2+Error3+Error4));
[cs,h]=contour(X,Y,Erms,[0:0.5:15])
clabel(cs,h)
-------------------------------------------------------------------------------------


Hasil Plotting :
Kontur Fungsi Obyektif Hasil Interpolasi Yang Tersebar Secara Acak Beserta Posisi Episenter Gempa Yang Diplot Berdasarkan Estimasi




Try it out.


Maximus Yang Dipilih

Menjelang malam hari, saat itu aku dan puluhan pasukan baru saja bertempur. Kami menang. Semuanya tampak lelah tapi kami meneruskan perjalanan pulang. Seorang rekanku mendekat dan dengan bangga berkata padaku, “Jendral, kelak Anda sebenarnya pantas menjadi kaisar kerajaan ini.”

Aku tidak banyak berkata untuk menanggapinya. Rekanku itu cukup puas. Sempat terbersit di pikiranku bayangan kaisar kami, Caesar Marcus Aurelius , dengan jelas ingatanku saat aku bercengkeramah dengannya.

Caesar : “Mengapa engkau setia padaku ?”
Maximus : “Demi negeri ini .”
Caesar : “Berapa lama lagi engkau tahan menghadapi peperangan ? Aku ingin sesuatu yang lebih mulia engkau dapatkan. Aku sudah berkuasa 20 tahun dan hanya 4 tahun negeri kita menikmati kedamaian tanpa peperangan.”
Maximus : “Aku tidak tahu, Caesar jangan terlalu kuatir. ”
Caesar sangat baik padaku. Aku tahu maksudnya tapi tak terpikirkan olehku. Ahh, lagipula aku tidak berminat jadi kaisar. Gumamku setelah rekanku itu menjauh dari barisan.

Sampai di istana, kuambil sepucuk surat dari ruanganku dan kubaca. Sebuah surat dari istriku. Dia dan putraku baik-baik saja. Lamunanku sesaat semakin menambah rindu. Cukup lama kubayangkan wajah istri dan putraku.

Tiba-tiba ada panggilan lantang dari luar ruanganku. Suara nyaring seorang perwira memanggilku. “Jendral, kaisar ingin bertemu Anda.”

Agak aneh perasaanku. Dengan segera aku bergegas keluar ruangan dan berjalan melalui taman. Tampak sunyi dan beraura surgawi. “Ada dimana kaisar ?”, tanyaku pada perwira itu.

“Beliau tak ada rupanya”, jawab perwira itu.

Belati tajam menghunusku. Sangat dalam menusuk punggungku hingga menembus jantungku. Sangat menghentak hingga membuatku tergeletak. Sejenak masih tersisa bayangan tentang istri dan putraku. Tangisku terakhir.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah nasib seorang serdadu yang jujur dan setia mengabdi pada negerinya. Maximus adalah seorang jendral Romawi yang tangguh dan selalu menjadi andalan Caesar Marcus Aurelius. Karena kaisar itu makin tua, ia menginginkan Maximuslah yang menggantikanya. Keputusan kaisar itu membuat putranya, yaitu Commodus menjadi cemburu. Ia seorang yang tamak dan kejam. Kemudian Cesar Marcus Aurelius pada akhirnya mati juga akibat dibunuh oleh anaknya sendiri yang memiliki ambisi menggantikan ayahnya. Untuk menjadi seorang Caesar di negeri Romawi.

Layaknya Maximus, adakah kita temui seorang patriot-patriot sejati di negeri ini ? Seorang yang rela melayani dengan tulus berbuat dan berjuang, tidak tawar hati, dan tidak tamak.

Ketamakan dan kebencian dapat merusak kedamaian. Mereka yang mengejar kursi kekuasaan dan harta, selalu sibuk memikirkan siasat-siasat untuk merebutnya. Berlaku curang, tidak adil, merugikan banyak orang, tentu saja ini mengorbankan anak-anak negeri sendiri.

Dengan begitu, semuanya akan menjadi kacau dan di sana sini timbul perselisihan. Akibatnya keharmonisan menjadi rusak karena timbul dendam dan kebencian.
Pernahkah kita membenci seseorang dan tidak mau memaafkannya ? Ingatlah bahwa ketika kekuatan akan cinta melebihi kecintaan akan kekuasaan, maka dunia pun menemukan kedamaian.


Jokes

Review

Election Polling

Who are the president and vice president of Indonesia Republic of your choice?
  
 

Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa yang akan memulihkan semangat yang patah?” Amsal 18:14.

Beragam persoalan bisa menimpa siapa saja. Entah orang kaya atau miskin, tua atau muda, setiap orang selama hidup di dunia ini selalu berhadapan dengan berbagai persoalan. Setiap orang, terlepas dari status sosial, pendidikan, profesinya, dan bahkan sebagai hamba Tuhanpun tidak terluput dari yang namanya pergumulan atau persoalan. Manusia harus berhadapan dengan masalah selama hidup di dunia ini. Setiap orang tentunya memiliki persoalan yang berbeda-beda.

Kita tidak boleh menyerah, walau badai apapun yang sedang menerpa. Sebab pencobaan yang kita alami tidak pernah melebihi kekuatan kita, seperti yang disebutkan dalam Firman Tuhan.

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.Amin.” 1 Kor 10:13.

 
About | Disclaimer | Sitemap | Contact | Copyright © 2011 TotalCorner
Valid XHTML and CSS