PENDAHULUAN
Hari ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi elemen sentral dalam berbagai aktivitas masyarakal. Mesin otomasi, jejaring komputer, instrumentasi digital, internet, satelit komunikasi, telepon seluler dan lain-lain menawarkan suatu hal baru dalam kehidupan bermasyarakat: objektifikasi pikiran dan intelejensi ke dalam bentuk perangkat lunak (software) berbasiskan komputasi digital. Dengan TIK, aktivitas personal dan sosial manusia dapat menjadi lebih intelijen karena setiap keputusannya didasarkan atas informasi yang dihasilkan oleh para pelaku di berbagai pusat aktivitas sosial di segenap penjuru bumi.
TIK berkembang sangat pesat sejak awal 1960-an, ketika terjadi vergensi antara teknologi komputer, kontrol, dan telekomunikasi. Sebelum itu, masing-masing teknologi ini berkembang secara terpisah, terutama didorong oleh berbagai kepentingan politik di era Perang Dunia I dan II. Misalnya jejaring komputer berskala besar berkembang pesat untuk kepentingan intelijen, sedangkan teknologi telekomunikasi menjadi instrumen pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap publik. Berakhirnya Perang Dunia membawa berbagai perubahan yang mengawali suatu revolusi yang dikenal dengan revolusi informasi. Dalam revolusi informasi ini TIK menjadi elemen teknologis yang sentral.
PERKEMBANGAN TIK
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyangkut dua hal, yaitu perkembangan teknologi piranti/perangkat keras (hardware) yang dapat berupa teknologi chip dengan komponen dasar transistor, di samping itu juga perkembangan piranti/perangkat lunak (software), misalnya Product Microsoft yang dikembangkan oleh Bill Gates maupun Product Apple yang dikembangkan oleh Steve Jobbs.
“3G” adalah sebutan populer untuk “third generation technology”, yang diklaim sebagai generasi terbaru telekomunikasi seluler. Dibandingkan dengan teknologi GSM dan GPRS sebagai pendahulunya, 3G unggul dalam hal kecepatan transfer data bergerak. Di Indonesia sendiri, setelah melalui proses pelelangan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, terpilih 3 operator seluler yang memegang lisensi untuk mengembangkan teknologi 3G di Indonesia, yakni Telkomsel, Excelcomindo Pratama, dan Indosat.
Namun, beberapa pakar memandang masa depan 3G tidaklah cerah seiring dengan dikembangkannya teknologi terbaru dalam bidang BWA (Broad Wireless Access), yakni 4G alias Wimax. Kecepatan transfer data Wimax menyamai kecepatan transfer Wifi, namun dengan satu perbedaan krusial, yakni mobilitas. Wimax sebagai solusi komunikasi seluler diharapkan dapat mulai memasuki pasar komersil 5-10 tahun mendatang. Nokia, vendor perangkat telekomunikasi terkemuka bahkan menargetkan untuk mengglobalkan Wimax pada tahun 2008 dan tahun selanjutnya.
Teknologi di Indonesia sekarang termasuk memasuki tahap kemajuan seperti Wireless, Fiber Optic, Satelite, GPRS, 3G, GPS, VoIP, VPN, dan masih banyak lainnya. Tapi mari kita lihat, teknologi-teknologi tersebut lebih sering kita lihat di kota-kota Megapolitan seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan kota besar lainnya. Bagaimana dengan daerah-daerah lainnya?
Prestasi Indonesia
• Setelah mengikuti ajang Asia Pacific Information and Communication Technology Awards (APICTA) pada bulan November 2008 yang merupakan lomba bergengsi untuk bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di kawasan Asia Pasifik tanpa penghargaan tertinggi, tahun ini Indonesia berhasil merebut tiga Penghargaan Utama dan satu kategori Merit. Ketiga pemenang adalah Pixel People Project Research and Design (untuk iBatik Open Source Software); PT Dama Persada (untuk Xirka-WiMax Baseband Processor), dan PT Sqiva Sistem (untuk Sqiva Reservation and Distribution System V2). Sementara untuk kategori Merit (yang nilainya 5 persen di bawah Winner) adalah SMA 4 Denpasar dengan karya Peradnya Steganography.
• Xirka adalah nama dagang chipset WiMax dari PT Versatile Silicon Technologies yang dipasarkan melalui kerja sama dengan PT Dama Persada. Sementara itu, PT Inti dan PT LEN juga tengah menyiapkan perangkat.
• Tim Ganesha ANT berhasil meraih penghargaan tertinggi dari Japan Society of Information and Communication, IEICE, pada lomba perancangan chip: LSI-Design Contest 2009. Ganesha ANT, beranggotakan mahasiswa STEI ITB: Tyson, Aisar L. Romas, dan R. Siti Intan, berhasil menyisihkan finalis dari Universitas ternama di Jepang dan Korea. Pada lomba yang sama, satu tim lagi, yaitu Team Zoiros, mendapat penghargaan dari Multinational Company, Xilinx® Award. Team Ganesha ANT mengajukan rancangan prosesor baru yang dapat mengeksekusi proses secara paralel. Prosesor tersebut memiliki keunggulan dalam kecepatan proses dibanding prosesor yang umum dipakai sekarang. Para juri sangat terkesan dengan inovasi baru dalam prosesor tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan harapan yang disampaikan juri agar prosesor tersebut dapat diterapkan di Industri IT. Para juri pun berujar bahwa prosesor karya mahasiswa ITB ini dapat meningkatkan kinerja perangkat elektronika seperti Komputer, PDA, Smart Phone dan lain sebagainya. Teknologi prosesor sendiri saat ini biasanya dikuasai oleh industri-industri hi-tech, seperti Intel, Sun Microsystems, dan IBM.
PEMANFAATAN TIK
Dalam perkembangan terbentuknya jaringan (komunikasi) sosial, Internet berperan lebih dahulu membangun berbagai “komunitas maya” (virtual community), atau e-community, yang serba “on-line”. Infrastruktur telepon seluler yang berkembang belakangan kemudian memperkuat hubungan antar-simpul yang sudah terbangun sebelumnya, sehingga komunikasi antar simpul bisa menjadi lebih intens. Misalnya jika diperhatikan bagaimana orang sekarang menyusun e-mail (yang di-latar-belakang-i teknologi Internet) dibandingkan dengan bagaimana caranya orang menyusun SMS. E-mail disusun semakin mirip SMS, dan SMS pun disusun semakin mirip e-mail, bukan? Komunitas Facebook misalnya, atau Yahoo! Messenger, dibangun dengan basis komunkasi antar simpul dalam format gabungan e-mail dan SMS.
Menurut pemanfaatannya, TIK di dalam pendidikan dapat dikategorisasikan menjadi 4 (empat) kelompok manfaat.
1. Pertama, TIK sebagai Gudang Ilmu Pengetahuan, di kelompok ini TIK dimanfaatkan sebagai sebagai Referensi Ilmu Pengetahuan Terkini, Manajemen Pengetahuan, Jaringan Pakar Beragam Bidang Ilmu, Jaringan Antar Institusi Pendidikan, Pusat Pengembangan Materi Ajar, Wahana Pengembangan Kurikulum, dan Komunitas Perbandingan Standar Kompetensi.
2. Kedua, TIK sebagai Alat bantu Pembelajaran, di dalam kelompok ini sekurang-kurangnya ada 3 fungsi TIK yang dapat dimanfaatkan sehari-hari di dalam proses belajar-mengajar, yaitu (1) TIK sebagai alat bantu guru yang meliputi: Animasi Peristiwa, Alat Uji Siswa, Sumber Referensi Ajar, Evaluasi Kinerja Siswa, Simulasi Kasus, Alat Peraga Visual, dan Media Komunikasi Antar Guru. Kemudian (2) TIK sebagai Alat Bantu Interaksi Guru-Siswa yang meliputi: Komunikasi Guru-Siswa, Kolaborasi Kelompok Studi, dan Manajemen Kelas Terpadu. Sedangkan (3) TIK sebagai Alat Bantu Siswa meliputi: Buku Interaktif , Belajar Mandiri, Latihan Soal, Media Illustrasi, Simulasi Pelajaran, Alat Karya Siswa, dan media Komunikasi Antar Siswa.
3. Ketiga, TIK sebagai Fasilitas Pembelajaran, di dalam kelompok ini TIK dapat dimanfaatkan sebagai: Perpustakaan Elektronik, Kelas Virtual, Aplikasi Multimedia, Kelas Teater Multimedia, Kelas Jarak Jauh, Papan Elektronik Sekolah, Alat Ajar Multi-Intelejensia, Pojok Internet, dan Komunikasi Kolaborasi Kooperasi (Intranet Sekolah). dan
4. Keempat, TIK sebagai Infrastruktur Pembelajaran, di dalam kelompok ini TIK kita temukan dukungan teknis dan aplikatif untuk pembelajaran – baik dalam skala menengah maupun luas – yang meliputi: Ragam Teknologi Kanal Distribusi, Ragam Aplikasi dan Perangkat Lunak, Bahasa Pemrograman, Sistem Basis Data, Komputer Personal, Alat-Alat Digital, Sistem Operasi, Sistem Jaringan dan Komunikasi Data, dan Infrastruktur Teknologi Informasi (Media Transmisi).
Berangkat dari optimalisasi pemanfaatan TIK untuk pembelajaran tersebut kita berharap hal ini akan memberi sumbangsih besar dalam peningkatan kualitas SDM Indonesia yang cerdas dan kompetitif melalui pembangunan masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society). Masyarakat yang tangguh karena memiliki kecakapan: (1) ICT and media literacy skills), (2) critical thinking skills, (3) problem-solving skills, (4) effective communication skills, dan (5) collaborative skills yang diperlukan untuk mengatasi setiap permasalahan dan tantangan hidupnya.
Pengaruh
Pengaruh ICT terhadap perubahan peradaban umat manusia belum diberi penekanan yang memadai dalam TOR ini.
• Bahwa akibat ICT telah melahirkan generasi baru yang cara berpikir, berperasaan dan bertindak yang sama sekali berbeda dengan generasi sebelumnya. Telah terjadi perubahan " basic behavior " pada generasi baru ini. Mereka disebut generasi Digital Native,sedangkan saya adalah generasi Digital Immigrant ( Marc Prensky 2003). Akibatnya terjadi " Gap Generation " yang lebih besar dan dalam dibanding periode sebelumnya, yaitu gap generation produk setelah Perang Dunia ke-2.
• Bahwa ICT selain bisa membawa manfaat positif luar biasa dalam meningkatkan kemajuan peradaban manusia, namun juga sekaligus membawa dampak negatif yang juga luar biasa yang menyertainya. Diperkirakan jauh lebih berbahaya dengan dampak negatif narkoba dan kebebasan sex. Dalam dunia akademis telah disepakati istilah penyakit sosial baru disebut "Internet Addictive Disorder ( IAD ) " dengan 6 tipe penyakit turunannya. Anda bisa search di Google mengenai masalah IAD ini .
Untuk di Indonesia, pakar yang memahami masalah point a dan b ini tampaknya belum ada atau belum muncul. Sementara itu diperkirakan dalam 5 tahun kedepan kedua masalah ini akan "booming" di Indonesia seiring dengan meningkatnya porsentase aksesbilitas masyarakat Indonesia menggunakan internet, akibat pembangunan infrastruktur dan biaya internet yang semakin murah.
ANALISIS SWOT TIK INDONESIA
• Kekuatan, untuk melaksanakan pengembangan dan pemanfaatan TIK secara legal, masyarakat Indonesia telah memiliki faktor-faktor kekuatan (strength) seperti, antara lain: tenaga kerja TIK yang cukup besar jurnlahnya, terampil dan berpengalaman; investasi industri besar dan terkemuka di bidang TIK seperti IBM, Oracle, Micrsosoft, SUN Microsystems, Intel, dan lain-lain; kluster-kluster industri TIK (yang terbentuk secara alamiah/ organik) seperti, antara lain: Bandung High Tech Valley (BHTV) di Priangan, Toba Group dan Batam Group di Sumatera; industri manufaktur IC (Integrated Circuit), CRT (Cathode Ray Tube), LCD (Liquid Computer Display), Hand Phone, Digital Camera, Digital Lens, PCB (Personal Computer Board), Komponen Plastik, Komponen Casting sudah diproduksi dalam negeri; infrastruktur dan back bone TIK yang menjangkau seluruh daerah di Nusantara, walaupun belum betul-betul merata.
• Kelemahan, selain taktor kekuatan di ataS, terdapat faktor lain yang membatasi atau menghambat (weakness) seperti, antara lain: iklim regulasi dan kepastian hukurn belum sepernihnya kondusif bagi persaingan usaha secara berkesetaraan; riset dan pengembangan penopang alih teknologi masih terbatas, karena faktor pembiayaan; belum tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi produk TIK; pasar ekspor yang masih terbatas; ketergantungan barang modal, komponen dan bahan baku impor masih tinggi. sehingga rentan terhadap perubahan global; terbatasnya SDM yang profesional sebagai wirausahawan di bidang pengembang industri TIK; potensi usaha berbasis TIK belum dikembangkan secara optimal misalnya industri animasi; dan tingginya tingkat pembajakan produk piranti lunak. Jadi faktor lemah ini mencakup aspek regulasi, hokum, dan metrologi; akses ke pasar internasional; ketergantungan teknologi impor ; perilaku konsumen lokal; dan kewirausahaan.
• Peluang, beberapa aspek penting yang dapat dijadikan peluang dalam penelitian, pengembangan, dan penguasaan TIK, antara lain: mulai membaiknya kondisi perekonomian nasional Indonesia; rneluasnya sikap yang pro-reformasi dan demokratisasi di berbagai aspek kehidupan; meluasnya sikap untuk rnembangun kemadirian dan kedaulatan bangsa Indonesia balk di kalangan periset, pelaku usaha maupun insan pemerintahan; makin luas kecenderungan global pada perekonomian herbasiskan pada pengetahuan (knowledge based economy) untuk menjamin keberlanjutan pembangunan dan lingkungan; rekomposisi kekuatan ekonomi dunia dengan tarnpilnya Cina dan Uni Eropa (ini membuka peluang untuk membangun aliansi perdagangan dan memperluas jaringan kerjasama regional maupun internasional).
• Ancaman, bersama dengan peluangpeluang ini juga muncul faktor ancaman. Misalnya, perbaikan perekonomian tanpa lumbuh kewirausahaan dan budaya informasi dapat mendorong perilaku konsumtif terhadap produk TIK, atau pemanfaatan TIK yang tidak sesuai dengan kebutuhan strategis industri nasional; demokratisasi berimplikasi negosiasi-negosiasi yang alot pada proses pembiiatan kebijakan atau produk hukurn; in; berimplikasi proses yang lidak tinier dan kompleks; sikap teknonasionalime dapat berimplikasi duplikasi terhadap apa-apa yang sudah dikembangkan di luar negeri; perluasan jejaring kerja sama rnembawa ketidakpastian yang baru.
KESIMPULAN
• TIK harus mampu meningkatkan harkat, martabat dan kepercayaan diri peserta didik. Bayangkan diri anda seorang eksekutif muda yang membawa notebook dan telepon seluler generasi terbaru, mengakses internet sambil menikmati kopi di sebuah kafe mahal. Anda akan merasa sangat percaya diri, orang-orang akan menganggap anda sebagai orang terpelajar, pintar, dan akrab dengan teknologi tinggi. Kurangnya kepercayaan diri merupakan salah satu faktor mental yang membuat bangsa kita selalu merasa terbelakang, minder, dan kalah dari bangsa-bangsa lain. Pendidikan harusnya dapat membangkitkan kepercayaan diri bahwa peserta didik adalah warga masyarakat yang bermartabat dan bukan justru membunuh kepercayaan diri. Materi-materi dasar dan sederhana yang tidak memerlukan sarana dan prasarana yang mahal, semacam Introduction to Computer (ITC) atau berlatih menerima dan mengirim pesan singkat, menggunakan kamera digital, membuka situs-situs internet adalah materi belajar yang dapat diterapkan untuk membuat peserta didik mengenal dan akrab dengan TIK.
• TIK harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menjadi sebuah pertanyaan saat kita menghadapi kenyataan banyak dari sarana dan prasarana tersebut tidak termanfaatkan dengan optimal. Hal ini dapat terjadi lebih dikarenakan segala pengadaan sarana dan prasarana TIK tersebut tidaklah berangkat dari sebuah analisis kebutuhan (requirement analysis), sebuah tahapan penting yang harusnya selalu menjadi dasar bagi setiap perencanaan proses pengembangan TIK. Dengan menjadikan TIK sebagai kebutuhan maka keinginan mempelajari lebih lanjut dan mengembangkan skill dan knowledge mereka akan muncul dengan sendirinya. Peran satuan-satuan pendidikan nonformal sebagai pemicu dan memberikan wawasan inilah yang justru lebih penting daripada sekedar menyediakan sarana dan prasarana berharga mahal tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan.
• Sarana dan prasarana TIK haruslah low-cost. Dari segi jumlah pengguna, kita patut berbangga karena Indonesia berada di urutan 15 untuk jumlah pengguna internet dengan jumlah 20 juta orang ( www.internetworldstats.com ), namun secara persentase jumlah kita masih kalah jauh dibandingkan negara-negara lain di Asia. Pada kenyataannya Indonesia tertinggal dibandingkan Thailand, Malaysia, Vietnam bahkan Filipina dalam persentase pengguna internet di masyarakat. Baru 8,5% penduduk Indonesia yang menggunakan internet. Berarti masih banyak lapisan masyarakat yang perlu untuk diberikan wawasan untuk diajak turut serta mempelajarai TIK. Pemerintah sebagai regulator dapat berperan dalam menekan harga sarana dan prasarana TIK pada berbagai aspek, misalnya menggunakan perangkat lunak open source, menjalin agreement dengan vendor perangkat lunak komersial untuk kepentingan pendidikan, menekan pajak dan bea masuk perangkat keras komputer untuk kepentingan pendidikan, membuat sebuah prosedur untuk mengatur hibah komputer-komputer bekas dari berbagai institusi kepada lembaga-lembaga pendidikan di pelosok nusantara, dan berbagai regulasi lain yang ditujukan tidak untuk kepentingan pihak-pihak tertentu saja tetapi untuk kepentingan pendidikan masyarakat luas.
Reference :
www.comlabs.itb.ac.id
www.inaicta.web.id
0 comments:
Use these emoticons on your comment. :)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment